Beranda Kab. Tapanuli Tengah Pengabaian Pemkab Terhadap Jembatan Rambing Memicu Aksi Swadaya Warga Parjalihotan

Pengabaian Pemkab Terhadap Jembatan Rambing Memicu Aksi Swadaya Warga Parjalihotan

1188
0
Gambar : Situasi Jembatan Rambing Desa Parjalihotan yang memprihatinkan, Sejumlah Masyarakat Berinisiatif Memperbaiki Dengan Swadaya Tanpa Dukungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli 22/04/2024 ( Dok. Istimewa )

IKNews, TAPTENG – Keadaan Jembatan Rambing di Desa Parjalihotan Kecamatan Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah memprihatinkan (22/04/2024)

Sebagai satu- satunya akses yang menghubungkan dusun 3 dengan dusun 6 dan 7, kondisinya yang rusak parah menimbulkan keprihatinan yang dalam. Berbagai upaya telah dilakukan, namun pengabaian dari Pemkab terhadap infrastruktur vital ini menyulut inisiatif swadaya masyarakat.

Jembatan tersebut, yang berfungsi sebagai penghubung utama dua dusun, tidak hanya vital bagi aksesibilitas warga ke pemukiman tetapi juga menjadi jalur esensial bagi ribuan petani menuju lahan perkebunan mereka.

Kondisi ini menekankan urgensi dari jembatan tersebut sebagai infrastruktur yang mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.

Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa jembatan ini dipergunakan tidak hanya oleh petani dan pekebun tapi juga oleh ratusan anak sekolah yang mengandalkannya untuk pergi dan pulang dari sekolah setiap hari. Kisah Rolan Hutabarat, seorang warga Parjalihotan, mengilustrasikan betapa kritisnya jembatan ini bagi keberlangsungan aktivitas sehari- hari warga dan anak-anak sekolah.

Melihat kondisi jembatan yang memprihatinkan, beberapa warga seperti Legiman dan Toper Hutabarat, dengan jiwa gotong royong, mengambil inisiatif untuk menangani perbaikan seadanya. Mereka melakukan perbaikan pada Senin, 22 April2024 dengan menggantikan lantai jembatan yang lapuk dengan papan- papan baru, sebuah upaya komunal untuk menjaga keselamatan dan mobilitas warga.

Aksi swadaya dan gotong royong warga Parjalihotan dalam memperbaiki jembatan ini merefleksikan semangat komunitas yang kuat serta ketahanan masyarakat di hadapan keterbatasan dukungan pemerintah.

Legiman, seorang warga yang turut serta dalam perbaikan, mengungkapkan bahwa inisiatif ini dilakukan karena jembatan tersebut merupakan akses utama dan satu- satunya untuk keluar masuk desa, sehingga perbaikan menjadi kebutuhan mendesak meski tanpa bantuan pemerintah.

Kristoper Hutabarat juga menambahkan, pandangannya mengenai keengganan pemerintah dalam menanggapi situasi, menekankan bahwa menunggu dukungan dari pemerintah mungkin akan sia-sia. Situasi ini menunjukkan kekhawatiran yang mendalam dari masyarakat terhadap potensi bahaya yang dapat terjadi jika jembatan tidak segera diperbaiki.

Kondisi jembatan Rambing, dengan panjang sekitar 60 meter dan lebar 3 meter, saat ini sangat mengkhawatirkan. Struktur penyangga dan lantai yang busuk menandai pentingnya tindakan segera untuk menghindari risiko yang lebih besar, termasuk kemungkinan adanya korban jiwa. Frekuensi penggunaan jembatan oleh ribuan orang setiap hari menambah urgensi dari perbaikan ini.

Kerusakan jembatan Rambing sangat membahayakan, tidak hanya bagi pengendara tetapi juga pejalan kaki. Kondisi ini memerlukan perhatian segera dari pihak pemerintah daerah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah, untuk mengambil langkah konkret dalam perbaikan atau pergantian jembatan.

Masyarakat Desa Parjalihotan berharap keras agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan preventif sebelum terjadi insiden. Desakan untuk perbaikan ini tercermin dalam seruan Rolan Hutabarat kepada pihak Dinas PU Tapteng, serta harapan untuk kedatangan PJ.Bupati Tapteng ke lokasi guna melihat secara langsung kondisi jembatan dan mendengarkan aspirasi masyarakat.

Reporter: Rahmat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini