Seminar yang mengambil tema, “Sejarah Kerajaan Bolaang Mongondow, Revitalisasi dan Reaktualisasi Seni Budaya Lokal, Pantun/Sajak Daerah (Salamat)”, dihadiri dan dibuka oleh Wakil Walikota Kotamobagu Nayodo Koerniawan SH.
Selama ini tidak pernah ada keputusan bersama untuk menyatukan, dan mengankat kembali kebdayaan yang dengan kemajuan teknologi dan jaman jauh tertinggal,” kata Wawali.
Menurut Wawali, ada banyak hal yang sudah tergerus dan ini harus ditegaskan kembali.”Ini miris, saya menghadiri pernikahan terutama adat ‘Mogama’ dan ada 13 poin yang sebenarnya tidak boleh dirangkum begitu saja. Coba prosesi adat jangan digabungkan dengan resepsi,” jelas Wawali.
Sementara itu, Kepala Disparbud, Moh. Agung Adati, dalam sambutannya mengatakan, Kotamobagu mencoba menguatkan dan menangkal dampak negatif glibalisasi dengan memperkuat, dan mengangkat senu budaya lokal.
“Tujuan seminar ini juga untuk menjadikan Kotamobagu pusat aset budaya lokal. Melestarikan budaya lokal yang mulai meredup,” singkat Adati.
Tim Infokini News