INFOKINI.NEWS, JAKARTA – Bawaslu menemukan 1.013.067 data pemilih ganda pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019. Temuan itu berasal dari 285 kabupaten/kota dari total 514 kabupaten/kota.
“Bawaslu menyampaikan ke KPU RI terkait hasil analisis data kegandaan DPT di 285 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Dari 285 kabupaten/kota dengan 91.001.344 pemilih yang terhimpun, ditemukan kegandaan data sebanyak 1.013.067,” kata Ketua Bawaslu Abhan dalam siaran persnya, Senin (10/9/2018).
Viryan menyampaikan KPU dan Bawaslu di tingkat kabupaten/kota dan perwakilan partai politik terus melakukan pengecekan bersama. Ia menambahkan jika dari data 1 juta itu sudah dipastikan pemilih ganda, nantinya akan langsung dicoret dari DPT.
“Semangatnya adalah penyempurnaan DPT, ini kita ingin DPT bersih dan kita sudah menyampaikan selama ditemukan data ganda dan diyakini ganda, dicoret. Ganda ini bisa satu orang dua nama, bisa 1 orang 3 data, dan sampai dengan belasan, sangat mungkin. Ini semuanya harus dibersihkan kan,” sambung Viryan.
Namun ada pula dari data 1 juta pemilih ganda itu yang harus dicek di lapangan. Artinya 1 juta pemilih ganda tidak langsung dicoret.
“Dalam hal diyakini bahwa data itu memang ganda dan tidak perlu tidak ada keraguan, langsung dicoret. Tapi dalam hal begitu dilihat, oh ini sepertinya harus dicek di lapangan deh, dilakukan pengecekan bersama,” ujar Viryan.
“Ya nggaklah (tidak sampai 25 juta data pemilih ganda),” kata Viryan.
Sebelumnya, parpol koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menolak jumlah DPT yang telah ditetapkan KPU. Alasannya, dalam DPS yang dirilis KPU sebelumnya masih ditemukan sejumlah kesalahan. PKS, Gerindra, PAN, dan Partai Demokrat menyatakan menemukan setidaknya 25 juta data ganda dari 137 juta lebih pemilih yang ada di DPS.
Sedangkan KPU telah menetapkan jumlah DPT Pemilu 2019 sebanyak 185 juta pemilih. Namun KPU tetap akan menyempurnakan DPT dalam waktu 10 hari.