IKNews, BLITAR– Hembusan angin pagi di Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Selasa (11/11/2025), membawa kesibukan yang berbeda dari biasanya. Di halaman balai desa, puluhan pelajar, pegiat literasi, hingga warga sekitar tampak memenuhi area Festival Literasi yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Blitar. Di tengah keramaian itulah Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi, menyampaikan pesan yang cukup tegas: literasi harus menjadi tameng masyarakat di era digital.
Dalam pantauan di lokasi, Supriadi hadir menyapa peserta satu per satu sebelum memberikan sambutan. Ia menilai maraknya konten media sosial dan cepatnya arus informasi belakangan ini membuat kemampuan warga dalam memilah informasi semakin penting.
“Budaya membaca dan berpikir kritis ini bukan hanya urusan sekolah. Ini kebutuhan agar kita tidak mudah terseret informasi yang menyesatkan,” ujarnya di hadapan peserta. Menurutnya, buku dan kebiasaan membaca tetap menjadi pijakan paling kuat di tengah hiruk-pikuk informasi yang kadang sulit diverifikasi.
Suasana festival—yang diisi pameran karya literasi, sudut baca, hingga area diskusi—menjadi ruang yang cukup hidup untuk melihat bagaimana antusiasme masyarakat pada kegiatan ini. Sejumlah pelajar tampak memamerkan karya tulis dan ilustrasi mereka, sementara beberapa komunitas literasi membuka ruang obrolan kecil dengan pengunjung.
Supriadi mengapresiasi gelaran tersebut, namun menekankan bahwa gerakan literasi tidak boleh berhenti pada kegiatan seremonial. Ia berharap aktivitas seperti ini terus tumbuh di desa-desa lain, sehingga minat baca masyarakat tidak bergantung pada momentum acara saja.
“Semakin banyak ruang baca dan ruang berkegiatan seperti ini, semakin besar peluang masyarakat membangun kebiasaan membaca dan menulis. Ini fondasi penting untuk menciptakan masyarakat yang tangguh di era digital,” tambahnya.
Setelah memberikan sambutan, Supriadi menyerahkan hadiah kepada pemenang Lomba Video Konten Literasi Bermutu tingkat SD/MI. Ia kemudian berkeliling meninjau stan-stan pameran yang menampilkan karya-karya dari berbagai sekolah dan komunitas.
Festival literasi di Ponggok ini terasa bukan sekadar perayaan, melainkan pengingat bahwa kemampuan literasi adalah benteng utama bagi masyarakat Blitar dalam menghadapi derasnya arus informasi digital yang tak selalu ramah dan akurat.* (Mg02)






