IKNews, Kotamobagu – Sebuah kabar bohong yang bermula dari seorang pelanggan, inisial MD, pada Minggu siang, 17 Agustus 2025, kini menjelma menjadi badai besar.
Hoaks yang menyebar di media sosial itu bukan hanya mencoreng nama baik SELEVEL Resto & Cafe, tetapi juga mengancam masa depan puluhan karyawan yang menggantungkan hidupnya di tempat ini.
Bagi pemilik SELEVEL Resto, Inayah, situasi ini adalah pukulan paling berat. “Jika keadaan tidak segera membaik, kami terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 50 persen karyawan,” katanya lirih.
Namun, di balik angka “50 persen” itu, ada wajah-wajah penuh perjuangan. Mereka bukan sekadar pekerja, melainkan tulang punggung keluarga, tempat keluarganya berharap hidup bisa terus berjalan.
Kisah di Balik Seragam
Syaulia Zafitri Ramadhani, piatu asal Motoboi Kecil, hanya bisa menunduk saat ditanya soal ancaman PHK. “Saya tidak tahu harus bagaimana kalau kehilangan pekerjaan ini. Saya satu-satunya yang menopang keluarga. Setiap hari, gaji dari sini yang membuat kami bisa bertahan,” ucapnya dengan suara bergetar.
Di sudut lain, Ningsih Mamonto dari Kotobangon menahan air mata. Yatim sejak kecil, ia kini menjadi tumpuan adik-adiknya. “Saya kerja di sini bukan hanya untuk diri saya. Ada keluarga yang harus makan. Kalau sampai di-PHK, saya tidak tahu lagi harus berbuat apa.”ungkapnya sambil meneteskan air mata.
Angella Abel Ginoga dari Badaro juga merasakan hal yang sama. Baginya, resto ini bukan hanya tempat bekerja, tapi ruang untuk mempertahankan martabat. “Di sini saya berjuang demi keluarga. Kalau pekerjaan ini hilang, bagaimana saya bisa menopang mereka?” katanya.
Lebih memilukan lagi kisah Christofel Daniel Kaunang, seorang yatim piatu asal Biga Perbinda. Dengan mata berkaca-kaca, ia berkata, “Bagi saya, resto ini rumah kedua. Saya tidak punya orang tua, tidak punya sandaran. Kalau kehilangan pekerjaan ini, saya benar-benar sendirian.”ungkapnya.
Luka yang Tak Terlihat
Di balik senyum pelayanan, ada kegelisahan yang kini menghantui setiap karyawan SELEVEL Resto & Cafe.
Mereka adalah tulang punggung keluarga, manusia yang berjuang bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang-orang di rumah yang menunggu kepulangannya dengan harapan.
Satu hoaks telah mengubah suasana hangat resto menjadi suram, tawa menjadi tangis, dan harapan menjadi ketakutan.
“Harapan saya sederhana, kata Inayah, Masyarakat bisa lebih bijak menerima dan menyebarkan informasi. Jangan sampai sebuah hoaks menghancurkan jerih payah orang lain.”ungkap Inayah.
Kini, masa depan SELEVEL Resto & Cafe, beserta separuh karyawannya, bergantung pada satu hal: kepercayaan publik. Sebuah kepercayaan yang jika tak kembali, akan merenggut nafkah, mimpi, dan harapan banyak keluarga sederhana di Kotamobagu.***
Reporter: Gie