IKNews-ADVETORIAL- Anggota DPRD Sulut, Louis Carl Schramm menggelar Reses di Panti Senja Cerah, Paniki, Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Senin (17/03).
Dari hasil diskusi dan pemantauan di panti secara langsung, Wakil Ketua Komisi IV ini meminta kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), agar panti ini dapat direnovasi secara keseluruhan, karena kondisinya sangat memprihatinkan.
Di blok kedua, Legislator Partai Gerindra ini bertemu seorang lansia perempuan yang sedang beristirahat di dalam kamar. Dan Louis berkesempatan tanya jawab dengan lansia tersebut. Di blok ini kondisi kasur tidur layak , dan atap yang sebagian plafonnya sudah rusak.
Di blok ketiga, bertemu dengan dua orang lansia laki-laki. Seorang tidur di kursi tamu yang sudah agak rusak, dan seorang lagi ada di dalam kamar. Kaca jendela pun kotor dan banyak yang sudah rusak, layak untuk diganti.
Pun kondisi jalan menuju blok satu ke blok yang lain sangat licin, dan membahayakan bagi para penghuni panti yang notabene sudah lansia. Tidak heran, menurut para petugas banyak lansia yang jatuh di jalan tersebut.
Di blok kelima, sebelum memasuki ruangan ini bau pesing sangat menyengat. Kondisi ruangan yang tidak baik, atap rusak, kaca jendela rusak, pakaian bertebaran dimana-mana. Dan ada sosok lansia laki-laki duduk di atas kasur sambil termenung.
Blok keenam atau terakhir terlihat ada juga beberapa lansia yang sedang duduk menikmati sore hari. Satu orang lansia keluar dan berteriak. “Pak dewan kami sangat butuh mesin cuci, jika bisa 6 buah agar tiap blok ada satu, sehingga tidaak menyusahkan petugas,” pungkas lansia itu dengan penuh semangat.
Dengan tersenyum, Louis berkata, untuk mesin cuci dirinya yang akan menyumbangkannya sebanyak 6 unit, satu atau dua hari sudah ada di panti,” ungkapnya dan disambut dengan sukacita oleh lansia tersebut bahkan mendoakan saat itu juga.
Saat ditanya awak media, mengapa memilih lokasi reses di panti ini, dengan tersenyum Louis Schramm mengatakan, semua orang akan menua, itulah sebabnya dirinya memilih tempat ini.
“Saya terhenyuh melihat kondisi para lansia tadi. Yang paling muda 65 tahun dan yang paling tua 80 tahun,” ungkapnya.

Ia pun meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dapat merenovasi bangunan ini secara keseluruhan.
“Ada 26 lansia perempuan dan 24 lansia laki-laki yang tinggal disini. Bagaimana kita akan membiarkan 50 orangtua ini akan hidup di tempat ini, dengan kondisi sarana dan prasarana yang tidak memadai,” tegasnya sembari mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar panti ini dapat diperbaiki, sehingga akan memberikan kehidupan yang layak untuk para orangtua yang tinggal di tempat ini.

Sementara itu, Anggota DPRD Sulut Irene Golda Pinontoan melaksanakan Masa Reses I tahun 2025 di Kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang, Kota Manado, Senin (17/3).
Dalam kesempatan tersebut politisi PDI Perjuangan Dapil Kota Manado ini berdialog bersama beberapa masyarakat dan pemerintah setempat untuk mendengarkan masukan dan keluhan.
Adapun aspirasi yang disampaikan yakni permohonan perbaikan trotoar dan Drainase di sepanjang jalan Sudirman tepatnya didepan hotel Swiss Bell hingga persekolahan Don Bosco, selain itu juga, permohonan realisasi ganti untung normalisasi DAS Tondano untuk 14 KK yang menjadi domain Dinas Perkim.
”Kami akan menindaklanjuti setiap usulan yang masuk sesuai skala prioritas dan kebutuhan daerah, dan Aspirasi ini akan kami tuangkan dalam pokir untuk masuk dalam SIPD sehingga bisa ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi,” ujar Irene.
Selain berdialog bersama masyarakat dan pemerintah, istri Walikota Manado ini melakukan pemantauan di sepanjang jalan Jendral Soedirman depan Hotel Swiss-bel Maleosan sampai depan Sekolah SD Frater Don Bosco Manado.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Irene Golda Pinontoan juga menggelar reses di Kelurahan Tikala Kumaraka.
Legislator PDI-Perjuangan (Dapil) Kota Manado ini terpantau turun langsung meninjau langsung aspirasi masyarakat di wilayah Kecamatan Wenang terkait masalah luapan air yang kerap terjadi saat musim hujan.
Irene Golda menyampaikan bahwa masa reses merupakan momentum penting bagi anggota dewan untuk lebih dekat dengan masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap suara warga didengar dan diperjuangkan dalam kebijakan daerah,” ujarnya, Selasa (18/3).
Salah satu warga, mengungkapkan harapannya agar aspirasi yang disampaikan dapat direalisasikan.
“Kami berharap pemerintah daerah benar-benar menindaklanjuti apa yang disampaikan dalam reses ini,”ungkapnya.
Setelah reses berakhir, hasil aspirasi masyarakat akan dirangkum dan dibahas dalam sidang DPRD untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan serta anggaran daerah.
(DESIERE/ADVETORIAL)