IKNews, TANJUNGBALAI — Suasana ruang Aula Dinas Pendidikan di Jalan Gaharu, Kamis, 27 November 2025, terasa lebih semarak dari biasanya. Para peserta workshop budaya duduk menyimak ketika Wakil Wali Kota Tanjungbalai, Muhammad Fadly Abdina, membuka kegiatan bertema “Sejarah Perjuangan Sultan Ahmadsyah melawan Kolonial Belanda di Asahan.”
Dari pantauan wartawan, kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan ini tidak hanya membahas sejarah, tetapi juga menjadi ruang bertemunya pemerintah, tokoh budaya, dan masyarakat yang ingin menjaga identitas Melayu di Tanjungbalai.
Dalam arahannya, Fadly menyinggung bahwa Tanjungbalai punya rekam sejarah panjang yang sering kali justru kurang diketahui generasi muda. Ia menyebut perjuangan Sultan Ahmadsyah sebagai salah satu jejak penting yang menegaskan karakter budaya dan keberanian masyarakat Asahan.
“Kita ini kota yang besar karena budayanya. Kalau generasi sekarang tidak mengenal sejarahnya, maka pelestarian itu akan mandek,” ujar Fadly. Ia menekankan, pemerintah daerah tidak ingin budaya hanya jadi simbol, tetapi harus tetap hidup di ruang-ruang pendidikan dan aktivitas masyarakat.
Fadly juga meminta peserta workshop membawa pulang semangat yang sama: ikut menjaga budaya, bukan hanya menunggu pemerintah. “Kebudayaan adalah napas identitas. Kalau tidak dijaga bersama, ia bisa hilang pelan-pelan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Mariani—yang mendampingi Wakil Wali Kota—menyebut kegiatan ini bagian dari upaya menghubungkan kembali masyarakat dengan sejarah lokal yang kerap terpinggirkan oleh arus modernisasi.
Kegiatan berakhir dengan foto bersama, menandai komitmen untuk mendorong kebudayaan Tanjungbalai tetap relevan di tengah perubahan zaman.* (Mg02)
