IKNews, TANJUNGBALAI – Meski pendidikan menjadi urusan fundamental dan investasi jangka panjang, kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak persoalan yang menghantui sistem pendidikan di Kota Tanjungbalai.
Hal ini terungkap dalam forum penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Tanjungbalai 2025–2029 yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan, Kamis (18/9).
Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim, dalam sambutannya menyampaikan kekhawatiran terhadap tingginya angka anak usia sekolah yang tidak mengenyam pendidikan, kekurangan tenaga pengajar PNS dan PPPK, serta rendahnya kesejahteraan guru, khususnya guru honorer.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti fenomena maraknya kasus bullying, kekerasan, dan bahkan tawuran yang terjadi di lingkungan sekolah, terutama di tingkat SMA. Menurutnya, kondisi ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung.
“Renstra ini harus jadi jawaban atas berbagai persoalan riil di lapangan. Kita harus buat target yang jelas — angka tidak sekolah harus turun, kesejahteraan guru meningkat, dan kasus kekerasan pelajar harus bisa ditekan,” tegas Mahyaruddin.
Ia menambahkan bahwa pembangunan pendidikan tidak hanya soal infrastruktur atau formalitas administratif, melainkan tentang membentuk karakter dan intelektualitas generasi muda Tanjungbalai.* (Mg-02)