Zakat Bukan Lagi Cuma Kewajiban, Tapi Gerakan Sosial yang Mengubah Hidup

oleh -62 Dilihat
Gambar: Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin, menerima penghargaan sebagai Kepala Daerah Pendukung Gerakan Zakat Indonesia dari BAZNAS RI dalam ajang BAZNAS Awards 2025, Kamis (28/08/2025). Apresiasi ini diberikan atas keberhasilan Asahan membangun tata kelola zakat yang berdampak luas bagi masyarakat. Foto: Tim Dokumentasi BAZNAS RI.

IKNews, ASAHAN – Di tengah hiruk-pikuk penghargaan yang kerap hanya jadi panggung simbolis, Kabupaten Asahan justru mencatat prestasi yang lahir dari kerja diam-diam namun berdampak besar. Dalam ajang BAZNAS Awards 2025 yang digelar Kamis (28/08/2025), Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin dinobatkan sebagai Kepala Daerah Pendukung Gerakan Zakat Indonesia.

Bukan tanpa alasan. Kabupaten Asahan dinilai berhasil membangun tata kelola zakat yang akuntabel, profesional, dan berdampak langsung ke masyarakat. Mulai dari program pemberdayaan ekonomi mustahik hingga penyaluran bantuan kemanusiaan lintas negara seperti untuk Palestina, gerakan ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah) di Asahan bukan lagi soal kotak amal di masjid—tapi sudah menjadi kekuatan sosial yang terorganisir.

“Zakat bukan cuma ibadah, tapi solusi. Kita gunakan zakat untuk bantu petani bangkit, bantu UMKM bertahan, bahkan bantu anak-anak yatim kembali sekolah,” ujar seorang amil zakat BAZNAS Asahan yang hadir di lokasi acara.

Penghargaan nasional ini menurut banyak pihak bukanlah milik bupati semata, melainkan hasil kerja kolektif: para muzakki (pemberi zakat) yang tak henti menunaikan kewajibannya, amil zakat yang bekerja amanah di lapangan, dan mustahik (penerima zakat) yang memanfaatkan bantuan bukan sekadar untuk konsumsi, tapi juga membangun usaha kecil, membiayai pendidikan, bahkan menyelamatkan kesehatan keluarga mereka.

Dalam komentarnya usai menerima penghargaan, Bupati Asahan menyebut keberhasilan ini sebagai kemenangan seluruh masyarakat Asahan.

“Saya persembahkan penghargaan ini untuk masyarakat. Karena zakat bukan milik pemerintah, tapi milik umat. Kalau dikelola benar, zakat bisa jadi senjata untuk menghapus kemiskinan dan memperkuat solidaritas kita sebagai bangsa, bahkan sebagai umat manusia,” tegas Taufik.

Ketua BAZNAS Asahan yang turut hadir menambahkan bahwa dukungan kepala daerah menjadi kunci mengapa gerakan zakat di Asahan bisa tumbuh secara masif.

“Zakat kita bukan lagi sekadar penyaluran bantuan. Sekarang kita bicara pemberdayaan ekonomi, pengurangan angka kemiskinan, dan solidaritas lintas batas. Ini bentuk konkret bahwa zakat adalah kekuatan umat yang nyata,” katanya.

Dengan sistem distribusi yang terpantau digital dan pelibatan masyarakat dalam pengawasan, BAZNAS Asahan dinilai sebagai salah satu yang paling transparan di Sumatera Utara.
Pengakuan dari BAZNAS RI ini juga disebut sejalan dengan Visi Kabupaten Asahan untuk menjadi daerah yang sejahtera, religius, maju, dan berkelanjutan. Lebih jauh, hal ini dinilai ikut mendukung agenda nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam membangun kemandirian ekonomi dan keadilan sosial melalui instrumen keagamaan.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.