Proyek Revitalisasi SMP Negeri 1 Air Batu Diduga Bermasalah dan Material Tidak Sesuai

oleh -35 Dilihat
Gambar: Pekerja yang terlibat dalam proyek revitalisasi SMP Negeri 1 Air Batu tampak sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, Selasa, 18 November 2025. (Foto: Donny/IKN).

IKNews, ASAHAN – Proyek revitalisasi di UPTD SMP Negeri 1 Air Batu, Kabupaten Asahan, yang didanai oleh APBN melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2025, tengah berjalan namun menyisakan sejumlah kejanggalan. Pengerjaan yang diperkirakan hampir selesai ini menelan anggaran sekitar Rp. 1.094.917.000 dan dikerjakan secara swakelola oleh P2SP (Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan). Namun, menurut hasil pantauan di lapangan, proyek tersebut tampak jauh dari harapan.

Berdasarkan data yang diperoleh, pembangunan yang dijalankan meliputi pembangunan empat unit toilet baru, rehabilitasi satu unit toilet, dua ruang kelas, dan satu ruang Tata Usaha (TU). Namun, meskipun anggaran yang digelontorkan cukup besar, hasil pengerjaan tampaknya tidak sebanding dengan biaya yang telah ditetapkan. Sejumlah bahan bangunan yang digunakan tidak memenuhi standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Selain itu, bangunan toilet yang baru dibangun terlihat jauh lebih kecil dari yang diharapkan, mengindikasikan adanya ketidaksesuaian dalam pelaksanaan konstruksi.

Salah satu masalah mencolok yang terpantau adalah pemilihan material yang dirasa kurang berkualitas, serta tidak jelasnya harga barang yang digunakan, apakah sesuai dengan harga pasar lokal di Kabupaten Asahan atau malah mengikuti harga nasional yang jauh lebih tinggi. Kejanggalan lain yang mencuat adalah kurangnya perhatian terhadap keselamatan para pekerja. Para pekerja yang terlibat dalam proyek tersebut tidak tampak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang seharusnya wajib digunakan untuk menjaga keselamatan mereka selama bekerja.

Dari sejumlah temuan tersebut, banyak pihak yang curiga bahwa Kepala UPTD SMP Negeri 1 Air Batu, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek ini, mungkin memperoleh keuntungan pribadi dari pelaksanaan proyek ini. Namun, saat kru media mencoba mengkonfirmasi hal ini langsung kepada yang bersangkutan, Kepala UPTD, Armansyah, tidak dapat dihubungi. Pada Senin, 17 November 2025, saat dikunjungi di sekolah, ia tidak berada di tempat. Keesokan harinya, pada Selasa, 18 November 2025, upaya yang sama juga gagal karena ia tidak muncul di lokasi.

Selain itu, meskipun telah mencoba menghubunginya melalui aplikasi WhatsApp, pesan yang dikirimkan tidak pernah mendapatkan jawaban. Bahkan, pesan tertulis yang dikirimkan melalui WhatsApp untuk meminta konfirmasi mengenai masalah ini juga tidak mendapat respons dari Armansyah.* (Mg02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.