Bongkar Revitalisasi SMA Negeri 1 Simpang Empat: Pungli SPP dan Proyek Milyaran yang Mengundang Pertanyaan

oleh -78 Dilihat
Gambar: Wartawan saat mencoba melakukan konfirmasi kepada Kacabdis Pendidikan Wilayah V, Yafizham Parinduri, di SMK Negeri 1 Kisaran, Selasa, 25 November 2025. Momen ini menunjukkan penolakan dan keengganan pejabat memberikan tanggapan terkait proyek revitalisasi dan pungutan SPP di SMA Negeri 1 Simpang Empat. Foto: Don/IKN.

IKNews, ASAHAN, SUMUT – Sejumlah dugaan kecurangan proyek revitalisasi SMA Negeri 1 Simpang Empat, Kabupaten Asahan, mulai memunculkan tanda tanya besar. Dari pantauan langsung tim kami, kepala sekolah dan pejabat pendidikan tampak menghindar dari konfirmasi, sementara siswa diduga menjadi sasaran pungutan tidak resmi.

Pada Selasa (25/11/2025), saat kegiatan Hari Guru di SMK Negeri 1 Kisaran, wartawan berusaha melakukan konfirmasi kepada Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Wilayah V, Yafizham Parinduri, terkait proyek revitalisasi dan pungutan SPP. Namun, Yafizham tampak kaget ketika dihadapkan kamera.

“Ini divideo ya? Supaya apa?” tanya Yafizham, dengan nada yang terlihat cemas.

Ketika dijawab bahwa tujuan konfirmasi adalah untuk wawancara, Yafizham memilih menolak secara tegas. “Oh, nanti aja lah kalau gitu, nanti aja. Nanti disaat waktu yang tepat,” ujarnya sambil menghindari tatapan kamera. Ia menambahkan, “Kami pelajari dulu ya. Kami pelajari dulu,” tanpa memberikan kepastian kapan akan memberikan jawaban.

Hal yang sama juga terlihat saat wartawan mencoba mengonfirmasi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Simpang Empat, Wicaksono. Selama beberapa kali kunjungan ke sekolah dan upaya menghubungi lewat telepon maupun WhatsApp, Kepala Sekolah terkesan menghilang. Bahkan, pesan yang dikirim wartawan ke nomor pribadinya justru diblokir.

“Kami sudah mendatangi sekolah lebih dari lima kali, tapi setiap kali bertanya, guru dan staf selalu bilang ‘sedang keluar’,” ujar salah satu wartawan di lapangan. Hal ini memunculkan dugaan bahwa kepala sekolah sengaja menghindari pertanyaan seputar proyek revitalisasi senilai miliaran rupiah dan pungutan SPP senilai Rp60 ribu per siswa.

Informasi yang diperoleh dari sumber internal sekolah menyebutkan bahwa proyek revitalisasi yang dibiayai APBD tersebut belum sepenuhnya transparan. Sementara itu, pungutan SPP yang dibebankan kepada siswa menambah kecurigaan publik mengenai praktik pengelolaan dana di SMA tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, baik pihak Dinas Pendidikan maupun Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Simpang Empat belum memberikan penjelasan resmi. Dugaan kecurangan dan pungli ini masih menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat, khususnya orang tua siswa di Kabupaten Asahan.

Investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk menelusuri aliran dana proyek revitalisasi dan mekanisme pungutan yang terjadi di sekolah tersebut.* (Mg02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.