IKNews, ASAHAN — Pemerintah Kabupaten Asahan bergerak cepat dalam memperluas jangkauan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan target 210.000 penerima manfaat hingga akhir tahun 2025. Dalam rapat koordinasi lintas sektor yang digelar di Aula Melati Kantor Bupati Asahan, Senin (29/9/2025), pemerintah daerah menetapkan strategi percepatan operasional dapur gizi, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Hingga saat ini, 23 dapur gizi telah aktif beroperasi, dengan 3 unit sedang dibangun dan 8 lainnya dalam tahap persiapan. Target ambisius pemerintah adalah mencapai 40 dapur aktif yang tersebar merata di seluruh kecamatan, dengan perhatian khusus pada kawasan rawan gizi dan keterbatasan akses pangan.
Wakil Bupati Asahan menegaskan bahwa program MBG bukan sekadar intervensi bantuan pangan, melainkan strategi jangka panjang untuk memperbaiki kualitas gizi masyarakat serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) daerah.
“Kita tidak bisa bicara pembangunan tanpa membenahi fondasi paling dasar: gizi. Program MBG ini adalah investasi masa depan. Maka seluruh perangkat daerah wajib bekerja terpadu, menjaga kualitas layanan, dan memastikan makanan yang diterima benar-benar bergizi,” tegasnya.
Rapat tersebut tidak hanya menjadi forum koordinasi administratif, tetapi juga ajang pemantapan teknis. Sekretaris Dinas Kesehatan memaparkan standar gizi dan skema pelayanan, sementara Dinas Ketahanan Pangan menjelaskan mekanisme pasokan bahan pangan dan kendala distribusi di daerah terpencil. Dinas Lingkungan Hidup turut menyoroti pentingnya Sistem Layanan Hijau dan Sehat (SLHS) untuk menjaga keberlanjutan program, dan Dinas Pendidikan mengintegrasikan MBG dengan layanan kantin sekolah dan sarapan bergizi.
Sebagai langkah penguatan pengawasan, pelaksanaan MBG dikawal langsung oleh Satuan Pemantau dan Pengendali Implementasi (SPPI), yang bertugas memastikan efektivitas dan ketepatan sasaran program. Seluruh kecamatan diminta untuk menyusun rencana operasional yang disesuaikan dengan kondisi lokal, baik dari sisi demografi, infrastruktur, maupun budaya konsumsi masyarakat.* (Mg-02)