IKNews, SULUT – Suasana hangat langsung terasa sejak pagi ketika ratusan warga Toraja memadati Rumah Tongkonan di Kompleks Taman Budaya Manado, Buha Mapanget, Minggu (23/11/2025). Di tengah hembusan angin lembut dan nuansa adat yang begitu kental, Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus melantik Penasehat dan Pengurus Kerukunan Keluarga Toraja (KKT) Sulut untuk periode 2025–2030.
Pelantikan yang berlangsung dalam balutan budaya Toraja itu tak sekadar seremoni. Dari pantauan langsung di lokasi, acara berjalan penuh keakraban, menonjolkan kebersamaan yang menjadi karakter kuat komunitas Toraja di perantauan. Yasir Taruk Bua kembali dipercaya memimpin organisasi ini setelah terpilih secara aklamasi dalam Musda yang sebelumnya digelar 11 November lalu.
Gubernur Yulius Selvanus, yang hadir bersama istrinya, Ny. Anik Wandriani Yulius Selvanus, menyampaikan pesan yang berulang kali disimak dengan serius oleh para peserta. “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” ucapnya, menegaskan pentingnya kemampuan beradaptasi tanpa meninggalkan akar budaya.
Sebagai Ketua Umum Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), Yulius menekankan bahwa pelestarian adat justru menjadi kekuatan identitas ketika warga Toraja berkiprah di daerah rantau. Ia juga mengapresiasi kontribusi KKT Sulut yang dinilai terus menunjukkan peran nyata dalam pembangunan sosial dan budaya di Bumi Nyiur Melambai.
Sejumlah pejabat Pemprov tampak mendampingi jalannya kegiatan, termasuk Asisten I yang juga Plt Kadis Kominfo, Dr. Denny Mangala, Asisten III, Kadis Kebudayaan, serta Karo Umum. Usai pelantikan, Mangala menyampaikan bahwa Gubernur meminta KKT tetap bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menjaga kekompakan, toleransi, dan persaudaraan lintas suku.
Ketua terpilih, Yasir Taruk Bua, menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program kerja yang sudah berjalan, termasuk penguatan hubungan dengan Pemprov Sulut. Ia juga menyebut bahwa arahan Ketua Umum PMTI akan menjadi pedoman utama, khususnya terkait pelestarian budaya Toraja dan konservasi rumah adat Tongkonan yang menjadi simbol identitas.* (Mg02)








