IKNews, MANADO — Suasana Ballroom Hotel Luwansa, Rabu (19/11/2025), berubah menjadi ruang pembuktian gagasan dan kepedulian generasi muda Sulawesi Utara terhadap isu stunting. Dari tempat inilah saya menyaksikan langsung bagaimana puluhan finalis dari berbagai daerah tampil bergantian memaparkan perspektif mereka tentang gizi, pola asuh, hingga kesehatan ibu dan anak.
Di tengah antusiasme peserta, hadir Ketua TP-PKK Provinsi Sulawesi Utara, Ny. Anik Yulius Selvanus, yang duduk sebagai juri kehormatan. Kehadirannya menjadi sorotan panggung, bukan semata karena posisinya, tetapi karena interaksinya yang intens dengan finalis, termasuk beberapa kali melontarkan pertanyaan kritis seputar strategi kampanye di tingkat komunitas.
“Anak muda itu punya energi dan pengaruh yang kuat. Kalau mereka bicara soal stunting, pesannya lebih cepat sampai,” ujarnya usai sesi penjurian. Ia menekankan bahwa pencegahan stunting membutuhkan pendekatan kreatif, dekat dengan keseharian masyarakat, dan tidak hanya bersandar pada program pemerintah.
Kompetisi ini, menurutnya, menjadi wujud nyata komitmen Pemprov Sulut yang ingin melibatkan generasi muda dalam gerakan percepatan penurunan stunting. Dari panggung inilah terlihat jelas bagaimana para finalis memadukan pengetahuan, kemampuan komunikasi, dan program inisiatif yang mereka rancang sendiri.
Para Pemenang Duta Stunting 2025
Setelah melalui proses penilaian yang berlangsung hingga malam hari, berikut para juara yang berhasil menyita perhatian dewan juri:
Kategori Putra
• Juara 1: Josua Pesoth — Kota Manado
• Juara 2: Rainhart Supriyadi — Kabupaten Bolaang Mongondow
• Juara 3: Farras Manopo — Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Kategori Putri
• Juara 1: Shinji Mandagi — Kabupaten Minahasa
• Juara 2: Charmeylistsya Kaosong — Kota Bitung
• Juara 3: Atika Lumiu — Kabupaten Kepulauan Sangihe
Juara Favorit
• Raja Masetia Paputungan — Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Para pemenang ini nantinya akan menjadi wajah kampanye edukasi gizi keluarga dan pencegahan stunting di Sulawesi Utara. Pemerintah berharap, lewat pendekatan anak muda, pesan mengenai pentingnya gizi dan pola asuh dapat lebih mudah diterima masyarakat.
“Ini bukan sekadar kompetisi. Ini awal dari kerja besar,” kata Anik menutup wawancara singkat sebelum meninggalkan lokasi.* (Mg01)
