Ekspedisi Patriot 2025 Dorong Pembaruan Transmigrasi Padauloyo: Kolaborasi Akademisi dan Pemkab Touna Mulai Buahkan Gagasan Konkret

oleh -99 Dilihat
Gambar: Para peneliti ITS dan Universitas Diponegoro bersama Pemerintah Kabupaten Touna terlibat dalam sesi diskusi intens pada kegiatan Ekspedisi Patriot 2025 di kawasan transmigrasi Padauloyo, Kabupaten Tojo Una-Una, Selasa, 18 November 2025. (Foto: Budi/IKN).

IKNews, TOUNA — Suasana Balai Pertemuan kawasan transmigrasi Padauloyo, Selasa siang (18/11/2025), terasa lebih hidup dari biasanya. Di ruang yang dikelilingi hamparan kebun kakao dan jalur tanah merah itu, para peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Diponegoro (Undip) duduk berdampingan dengan aparat Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una. Mereka terlibat dalam diskusi intens yang menjadi bagian dari rangkaian Ekspedisi Patriot 2025.

Dari pantauan di lokasi, forum diskusi kelompok terarah (FGD) tersebut tidak sekadar menjadi ajang bertukar gagasan, melainkan arena merumuskan langkah praktis untuk menjawab tantangan pembangunan di Padauloyo—salah satu kantong transmigrasi yang masih membutuhkan sentuhan perencanaan jangka panjang.

Asisten III Pemkab Touna, Alimudin Mohammad, membuka pertemuan dengan nada optimistis. Ia menegaskan bahwa kehadiran kampus-kampus besar tidak hanya membawa nama besar akademik, tetapi juga membuka jalur baru untuk memperkuat basis data, riset terapan, hingga penyusunan kebijakan pembangunan yang lebih presisi.

“Kami menunggu terobosan yang betul-betul relevan dengan kondisi lapangan. Sinergi dengan ITS dan Undip ini kami pandang sebagai peluang nyata untuk mempercepat tercapainya Touna yang maju dan sejahtera,” ujar Alimudin di hadapan peserta FGD.

Dalam diskusi yang berlangsung beberapa jam, terlihat sejumlah isu mengemuka: keterbatasan infrastruktur dasar, pemanfaatan sumber daya alam yang belum terkelola optimal, hingga tantangan peningkatan kualitas SDM transmigran. Para akademisi memetakan masalah satu per satu dengan menggabungkan data observasi awal dan penjelasan dari warga serta perangkat desa, yang hadir sebagai narasumber lapangan.

Tim riset ITS, misalnya, menyoroti perlunya rancangan sistem infrastruktur yang lebih adaptif terhadap kondisi geografis Padauloyo. Sementara tim Undip menawarkan pendekatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui diversifikasi komoditas dan penguatan kelembagaan lokal.

Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Touna, Taufan H. Tandri, terlihat aktif menanggapi berbagai paparan. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah siap mengadopsi rekomendasi teknis yang lahir dari kegiatan ini.

Dari hasil pengamatan selama FGD, terlihat bahwa forum ini bukan berlangsung secara formalitas. Para pejabat dan akademisi tampak terlibat dalam dialog dua arah, bahkan saling membuka peta permasalahan yang selama ini jarang terungkap.

Program Ekspedisi Patriot 2025 sendiri diproyeksikan sebagai langkah awal menyusun cetak biru modernisasi kawasan transmigrasi Padauloyo. Targetnya bukan hanya dokumen perencanaan, tetapi strategi konkret yang bisa langsung dieksekusi dalam beberapa tahun ke depan—mulai dari perbaikan akses jalan produksi, penguatan ekonomi rumah tangga transmigran hingga pengembangan pusat pelatihan lokal.* (Mg02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.