IKNews, TOUNA — Kunjungan kerja Panglima Kodam XXIII/Palaka Wira ke Tojo Una-Una bukan sekadar agenda militer. Di balik pertemuan formal, tersembunyi pesan kuat: stabilitas keamanan daerah tak bisa ditopang satu institusi saja — dibutuhkan kolaborasi lintas sektor yang lebih konkret.
Mayjen TNI Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar membawa serta jajaran elite Kodam, mulai dari Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Deni Gunawan hingga pejabat operasional lainnya, dalam kunjungan yang juga menjadi simbol keterbukaan militer terhadap sinergi sipil.
Dalam pertemuan dengan jajaran Forkopimda, Kapolres, Kejaksaan, dan Pemerintah Daerah, Pangdam menyampaikan pentingnya membangun hubungan yang tidak hanya formal, tapi fungsional antar aparat keamanan.
“Persoalan keamanan kini jauh lebih kompleks dari sekadar ancaman bersenjata. Ada tantangan sosial, konflik lahan, hingga ketegangan ekonomi. Kalau TNI, Polri, dan Kejaksaan berjalan sendiri-sendiri, kita tidak akan sanggup menghadapinya,” ujar Pangdam.
Respons positif datang dari Kapolres AKBP Yanna Djayawidya dan Kajari Dr. Rizky Fachrurrozi. Keduanya menyambut baik ajakan Pangdam untuk membentuk sinergi lintas institusi yang berbasis komunikasi terbuka dan aksi nyata di lapangan.
“Kita bukan lagi bicara tugas sektoral, tapi soal menjaga ruang hidup masyarakat. Kolaborasi ini harus turun ke level paling bawah,” tegas Kajari Rizky.
Pertemuan di Koramil Ratolindo menjadi forum penting untuk merumuskan arah baru sinergi keamanan lokal. Dalam waktu dekat, akan dibentuk forum koordinasi teknis lintas institusi untuk menyatukan langkah.
Setelah kunjungan ke Tojo Una-Una, Pangdam dijadwalkan melanjutkan agenda strategis ke Luwuk Banggai dan Morowali — dua wilayah lain yang menjadi perhatian utama penguatan pertahanan dan stabilitas kawasan Sulawesi Tengah.* (Mg-02)
