IKNews, SOSOK – Metsie Kandou adalah seorang perempuan Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) yang terlahir dari seorang ibu berdarah Minahasa, Anneke Beatrix Kandou (almh) dan ayah asal Toraja, Yusuf Tatto, SH (alm). Perpaduan Minahasa dan Toraja ini menjadikan perempuan kelahiran Amurang, 22 Mei 1969 ini tegas, percaya diri dan optimis. Metsie menghabiskan masa kecilnya di Amurang dan Manado pada saat ayahnya bertugas sebagai Kepala Kejaksaan Amurang dan menjadi Jaksa di Manado. Pada tahun 1976 ayahnya ditugaskan sebagai jaksa di Makasar dan memboyong seluruh anggota keluarganya pindah ke sana. Bersama dengan orang tua dan kakak-beradiknya Metsie kemudian tinggal di Makasar sejak saat itu hingga sekarang.
Metsie sangat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan seluruh anggota keluarganya baik sewaktu tinggal di Amurang dan Manado maupun ketika tinggal di Makasar. “Kami hidup bergaul sangat akrab dengan sanak keluarga dari ibu dan ayah kami, opa dan oma, om dan tante serta saudara-saudara lainnya. Kami bergaul dengan penuh kasih sayang. Itulah yang turut membentuk kepribadian saya yang peduli dengan orang lain,”tuturnya.
Bagi Metsie, pekerjaan dan pelayanan yang dijalaninya saat ini adalah berkat dan anugerah dari Tuhan. Dirinya mendapat kepercayaan dari banyak pihak sebagai advokat dan konsultan hukum, dosen bahkan kepelayanan gereja, semuanya adalah anugerah Tuhan. “Saya merasakan berkat Tuhan yang mengalir dalam kehidupan saya. Saya diberkati untuk menjadi berkat bagi banyak orang,” katanya.
Filosofi hidupnya itu tidak lepas dari peran dan keteladanan kedua orang tuanya . “Kami sebagai anak-anak selalu mendapat pengajaran yang berharga dari orang tua kami, terutama berkaitan dengan iman percaya kepada Yesus Kristus. Kehidupan beriman itu diimplementasikan dengan mengucap syukur, mengasihi sesama dan bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.

Peran Keluarga dalam karier dan pelayanan cukup besar dan sangat membantu kesuksesannya. Bersama dengan mendiang suaminya, Drs. Harry Mandey, MM (alm) semasa hidup, keduanya melakukan pendampingan hukum pada lembaga keagamaan dan kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang dapat menjangkau banyak orang. “Saya mendapat support dari keluarga termasuk mendiang suami saya bagaimana kita dapat membantu orang lain, seberapa kecilpun bantuan yang dapat kita berikan. Kami melakukan pendampingan hukum dan hal-hal lain yang konstruktif bagi banyak orang,”tambah Metsie.
Bagi Metsie, apapun yang dilakukannya dalam karir dan pekerjaan, semuanya memiliki kesan istimewa. Dirinya dapat bertemu dengan banyak orang yang mempunyai persoalan dan kesaksian hidup. Dari perjumpaan-perjumpaan itulah, dirinya menyadari bawa hidup manusia sepenuhnya bergantung kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang mampu menganugerahkan hikmat sehingga kita manusia mendapat jawaban, solusi, jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.
Di lingkungan pergaulannya dalam pelayanan dan pekerjaan di bidang hukum, Metsie dikenal sebagai seorang perempuan cerdas dan tangguh. Metsie berhasil menyelesaikan studi sarjana S1 hingga S3 pada dua bidang ilmu yaitu hukum dan teologi. Pada tahun 1995 Metsie meraih Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Satria Makassar dan tahun 2012 meraih Magister Hukum di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar. Selanjutnya gelar Doktor diraihnya setelah menyelesaikan studi S3 di program doktoral Universitas Hasanuddin, Makasar (2023). Di bidang Teologi, Metsie berhasil meraih dua gelar Magister Teologi yaitu di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Teologi Bethel Indonesia Jakarta (2010) dan Institut Kristen Borneo Balikpapan (2012 ). Pada tahun 2014 perempuan cerdas ini merampungkan program doktor teologinya di Institut Kristen Borneo Balikpapan.
Metsie tidak terlena dengan sejumlah gelar pendidikan yang dimilikinya. Dia terus memperlengkapi dirinya dengan berbagai pengetahuan dan menuangkan ide-ide briliannya pada karya tulis dan keaktifannya sebagai seorang dosen. “Semuanya karena kemurahan Tuhan. Sampai saat ini saya masih mengabdi di bidang pendidikan,“ujar Direktur Program Pasca Sarjana STTBI Makassar dan dosen di sejumlah perguruan tinggi di Makasar ini.
Metsie juga aktif dalam berbagai bidang organisasi kemasyarakatan sehingga dirinya dikenal luas di Sulawesi Selatan. Hingga saat ini sejumlah organisasi mempercayakannya sebagai pengurus. Metsie dipercayakan menjadi Ketua DPD Persatuan Insan Kolintang PINKAN Sulawesi Selatan ( 2022 – 2027 ), Wakil Ketua DPC Perhimpunan Advokat Indonesia SAI Makassar ( 2021 – 2025 ), Ketua DPC Asosiasi Advokat Indonesia AAI ON Makassar ( 2022 – 2027 ), Ketua Badan Pengawas KOHKARSSI Sulsel 2024 – 2028, Ketua DPD Ikatan Langkah Dansa Indonesia ( ILDI SulSel 2024 – 2028), Pengurus Pembauran Kebangsaan Sulawesi Selatan ( 2025 – 2028 ), Sekretaris Umum Kerukunan Keluarga Kawanua Makassar K3M ( 2002 – sekarang). Di tingkat nasional pun dia menjadi Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Advokat Indonesia AAI Officium Nobile ( 2022-2027 ).
Menurutnya, dalam dinamika berorganisasi di daerah ruang lingkup tingkat yang lebih kecil, dan di tingkat pusat ruang lingkupnya lebih luas, dirinya dapat belajar banyak hal. “Di daerah sesuai ruang lingkupnya. Di tingkat nasional jangkauan dan kompleksitasnya secara nasional sehingga tanggung jawab lebih besar. Di sinilah tantangan kepemimpinan kita untuk dapat menjadi model yang mampu menjangkau anggota dan publik agar tujuan kebersamaan dapat tercapai,”tegasnya.
Sebagai seorang Minahasa, Sulawesi Utara dirinya bangga dengan semangat persaudaraan orang Minahasa yang memiliki semangat mapalus, semangat gotong royong. Orang Minahasa memiliki rasa persaudaraan yang tinggi sehingga mampu menciptakan dalam kehidupan yang kondusif. “Semangat mapalus dan persaudaraan itulah yang mampu membuat daerah Sulut semakin maju dan masyarakat semakin sejahtera,”tambahnya. Walaupun Metsie berdomisili di Makasar, tetapi ikatan emosionalnya dengan daerah kelahirannya tetap terpatri. Sebagai seorang konsultan hukum dan advokat, dia masih aktif sebagai Konsultan Hukum / Ketenagakerjaan P.T. Ratna Timur Tumarendem Sulawesi Utara. Perusahaan ini memayungi Rumah Sakit (RS) Budi Mulia Bitung, RS. Gunung Maria Tomohon, RS Budi Setia Langowan, RS Hermana Lembean Airmadidi, RS Cantia Tompaso Amurang.* (Mg-02)









