IKNews, JEMBER – Suara peluit panjang menggema di Stadion Notohadinegoro, menandai dimulainya Liga Pelajar Jember 2025 Piala Bupati. Tapi ini bukan sekadar turnamen biasa. Tahun ini, ajang antar pelajar itu tampil beda, bukan hanya soal pertandingan, tapi juga tentang arah baru pembinaan sepak bola usia sekolah di Jember.
Sebanyak 103 sekolah dari berbagai tingkatan—dari SMP, MTS, SMA, SMK, hingga MA—ikut meramaikan kompetisi ini. Tahun ini menjadi titik tolak menuju sistem liga berjenjang yang akan diterapkan mulai 2026. Format ini meniru sistem kompetisi profesional: ada Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, dengan sistem promosi dan degradasi.
“Kami ingin menciptakan atmosfer kompetitif yang sehat dan berkelanjutan. Pelajar akan merasakan pengalaman yang lebih intens seperti pemain profesional,” kata Zainul Arifin, Ketua Panitia.
Tidak main-main, tim-tim peserta Liga Pelajar 2026 akan diambil dari hasil peringkat musim 2025 ini. Jadi, setiap pertandingan menjadi sangat berarti. Yang menarik, tidak akan ada pendaftaran baru untuk 2026. Artinya, sekolah yang tidak ikut tahun ini harus menunggu hingga 2027 untuk bisa bersaing kembali.
Selain sistem kompetisi, pihak penyelenggara juga menyentuh akar pembinaan: para guru. Subsidi lisensi kepelatihan D bagi guru olahraga menjadi bagian penting dari program ini. “Pelatih wajib punya lisensi sejak 2023. Sekarang, kita bantu guru olahraga supaya punya standar yang sama,” lanjut Zainul.
Lebih dari sekadar mencari juara, Liga Pelajar ini ingin menjadi jalan lahirnya talenta muda Jember untuk tampil di ajang regional dan nasional. Dan jika semua berjalan sesuai rencana, bukan tidak mungkin nama-nama dari kompetisi ini akan mengisi skuad Persid Jember di masa depan.*
Peliput: Sofyan
