IKNews, MANADO — Semangat kompetitif dan sportivitas membara di GOR KONI Sario, Manado, pekan lalu. Dalam rangka menyambut Hari Lahir Korps Adhyaksa ke-80 yang jatuh pada 2 September 2025, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara menggelar Pekan Olahraga antar Kejaksaan se-wilayah hukum Kejati Sulut. Acara ini tidak hanya menjadi ajang adu ketangkasan, tetapi juga mempererat solidaritas antar aparatur penegak hukum.
Dengan mengusung tema “Transformasi Kejaksaan Menuju Indonesia Maju”, perhelatan olahraga tersebut resmi dibuka oleh Kepala Kejati Sulut, Dr. Andi Muhammad Taufik, SH., MH., CGCAE pada Selasa, 26 Agustus 2025. Selama empat hari penuh, para pegawai dari Kejati Sulut, Kejari Manado, Bitung, Tomohon, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, hingga Kejari Bolaang Mongondow, saling adu kemampuan di berbagai cabang olahraga dan kompetisi akademik.
Salah satu sorotan utama dalam ajang ini datang dari Kejaksaan Negeri Minahasa Utara, yang tampil sebagai juara umum dengan koleksi 5 medali emas, 3 perak, dan 1 perunggu. Mereka tampil dominan di cabang-cabang populer seperti futsal, voli putra, dan bahkan Mobile Legends—membuktikan bahwa transformasi kejaksaan juga menyentuh generasi digital.
Tak hanya itu, Kejari Minut juga menggondol dua emas dari kompetisi cerdas cermat, menegaskan keunggulan mereka tak hanya di lapangan, tapi juga di ranah akademik. Medali perak diraih dari badminton ganda putri dan medali perunggu dari tenis meja ganda putra.
Dalam upacara penutupan, Wakajati Sulut, Suwandi, S.H., M.Hum, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta. Ia menegaskan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dan kerja tim yang sudah terbangun, agar bisa diterapkan dalam tugas-tugas profesional sehari-hari.
“Kemenangan ini bukan sekadar soal medali, tetapi tentang bagaimana kita menginternalisasi semangat transformasi menuju kejaksaan yang lebih baik dan profesional,” ujarnya di hadapan ratusan peserta dan penonton.
Pekan Olahraga ini menjadi bukti bahwa semangat perubahan dan pembaruan di tubuh Kejaksaan bukan hanya jargon semata, melainkan telah hidup dalam setiap langkah para aparat penegak hukum.*
Peliput: Denny
