Beranda Nasional Terobosan Luar Biasa untuk Pertanian Berkelanjutan di Indonesia, Suasana Produksi Beras Nasional...

Terobosan Luar Biasa untuk Pertanian Berkelanjutan di Indonesia, Suasana Produksi Beras Nasional Turun

1606
0
Teknologi Biosoildam MA 11, hasil karya Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, penerima Kalpataru 2023 membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian Indonesia.

IKNews, JAKARTA – Teknologi Biosoildam MA 11, hasil karya Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, penerima Kalpataru 2023 membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian Indonesia. Melalui pendekatan organiknya, teknologi ini tidak hanya meningkatkan produksi dan keuntungan petani, tetapi juga merespon tantangan alam seperti kekeringan, yang telah merugikan produksi padi nasional.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan produksi beras nasional sebesar 1,39% pada tahun 2023, terutama dipengaruhi oleh fenomena El Nino.
Untuk mengatasi tantangan ini, Teknologi Biosoildam MA 11 hadir sebagai solusi berkelanjutan yang telah terbukti tangguh.

Penerapan Biosoildam MA 11 di SP 5 Halmahera Timur adalah contoh nyata bagaimana teknologi ini menciptakan ketahanan pangan dengan  pendekatan Bioekonomi  pertanian  terintegrasi  yang dilengkapi Laboratorium Produksi Mikroba Decomposer  MA11 yang  melibatkan produksi pakan, pupuk, bibit, dan menjaga kesehatan tanah yang semua   bersumber limbah yang ada di desa tsb.

Hasilnya, bukan hanya meningkatkan produksi tetapi juga menjaga ekosistem pertanian.”Penurunan produksi beras nasional disebabkan oleh El Nino, yang memengaruhi luas panen padi dan produksi beras. Namun, Teknologi Biosoildam MA 11 muncul sebagai solusi untuk menghadapi tantangan ini,” ungkap Nugroho

Pendekatan organik dalam Teknologi Biosoildam MA 11 memberikan dampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.
Ini sejalan dengan visi Nusantara Food Estate untuk membentuk pertanian yang tangguh, berdaya saing, dan ramah lingkungan.

Teknologi MA11 di daerah lain  hasilkan Bawang merah: di Gorontalo pak amrin 32 ton/ha,  di Gianyar  25 ton/ha, di  Bengkulu 23 ton/ha, Cabai merah di Bangka tengah.pak coy 24 ton /ha. Padi : di Tasik Malaya 18 ton/ha, di Kediri17,6ton/ha, di Blitar 14 ton/ ha, di Bantar agung Majalengka  16,408 ton/ha.

Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menciptakan masa depan pertanian yang lebih cerah tetapi juga menjaga keberlanjutan alam.

Teknologi Biosoildam MA 11, sebagai inovasi terbaru, memainkan peran penting dalam membangun Indonesia sebagai pemimpin global dalam pertanian berkelanjutan.

BPS melaporkan bahwa produksi beras nasional pada tahun 2023 mengalami penurunan signifikan sebesar 1,39%, mencapai 31,10 juta ton, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, menyampaikan bahwa penurunan ini diprediksi berlanjut pada periode Januari-April 2024, dengan estimasi penurunan 17,52%, mencapai 10,71 juta ton.

Menurut M Habibullah, “Penurunan tersebut merupakan konsekuensi dari penurunan luas panen padi yang terdampak El Nino,” dalam keterangan pers hari Jumat.

Data BPS juga menunjukkan penurunan angka tetap produksi padi (gabah) sebesar 1,40%, mencapai 53,98 juta ton GKG tahun 2023. Habibullah menambahkan, “Produksi padi pada periode Januari-April 2023 diprediksi turun 17,54%, menjadi 18,59 juta ton GKG,”bebernya.

Terjadi pula penyusutan luas panen padi sebesar 2,29%, atau sekitar 240 ribu hektare pada tahun 2023. Habibullah menjelaskan, “Penurunan ini sebagai dampak fenomena El Nino yang menguat pada semester II tahun 2023, dan diprediksi berlanjut pada periode Januari-April 2024 dengan perkiraan 3,52 juta hektare, turun 16,48%,”sambungnya lagi.

Proyeksi luas panen bulan Maret 2024 mencapai 1,16 juta hektare, dengan puncak panen diperkirakan terjadi pada bulan April 2024, mencapai 1,59 juta hektare. BPS terus memonitor dan menyediakan informasi terkini terkait produksi beras nasional.(*)

Peliput : Hendri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini