Sedimentasi Menumpuk, 2,3 Km Kali Jembangan Digarap untuk Cegah Banjir

oleh -59 Dilihat
Gambar: Pengerukan sedimentasi di Kali Jembangan menggunakan alat berat dalam proyek normalisasi sungai, Rabu, 26 November 2025. (Foto: Agung/IKN).

IKNews, TEGAL — Deru alat berat terdengar hampir setiap hari di sepanjang Kali Jembangan, dari Desa Ujungrusi hingga Tembok Kidul. Setelah bertahun-tahun menjadi keluhan warga, aliran sungai yang kerap meluap kini mulai dibersihkan dalam proyek normalisasi sepanjang 2.338 meter yang digarap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

Dari pantauan di lapangan, sejumlah titik yang sebelumnya dipenuhi lumpur setebal hampir dua meter kini mulai terbuka kembali. Pengerukan yang berlangsung sejak 18 Oktober hingga 26 November 2025 ini menjadi upaya penting meminimalkan banjir yang hampir setiap tahun merendam permukiman warga, terutama saat musim hujan.

Kepala DPUPR Kabupaten Tegal, Teguh Dwijanto Rahardjo, yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (26/11/2025), mengungkapkan bahwa normalisasi ini bagian dari rehabilitasi saluran sekunder DI Gung yang sudah lama dinilai kritis.

“Setiap kali hujan deras, DAS Kali Jembangan menjadi titik rawan banjir. Normalisasi oleh BBWS ini diharapkan mengurangi risiko yang selama ini membayangi warga,” kata Teguh.

Total 16.565 meter kubik material lumpur dan sampah diangkat dari sungai. Sebagian besar menggunakan alat berat, sementara sekitar 2.283 meter kubik sisanya dikerjakan manual karena kondisi medan tidak memungkinkan masuknya alat.

Suparno, perwakilan penyedia jasa PT Minarta Dahutama, menjelaskan bahwa pekerjaan awalnya mencakup 1.978 meter, sebelum akhirnya ditambah 400 meter di seksi dua karena wilayah tersebut juga berisiko tinggi terdampak banjir.

“Setelah evaluasi lapangan, ruas tambahan itu mendesak untuk dikeruk. Kondisi sedimentasinya cukup parah,” ujarnya.

Kondisi tersebut dibenarkan warga. Suhato, Ketua BPD Ujungrusi, menceritakan bahwa banjir di wilayahnya kerap terjadi hingga merendam jembatan bawah tol. Menurutnya, sedimentasi dan perilaku sebagian warga yang masih membuang sampah ke sungai memperparah situasi.

“Terima kasih kepada PSDA, PU, dan Pak Bupati. Warga sudah lama menunggu perbaikan ini,” ucapnya.

Ungkapan serupa datang dari Nurul (49), warga Tembok Banjaran, yang rumahnya sering terendam hingga setinggi pinggang orang dewasa. Dalam setahun, ia bisa mengalami tiga kali banjir.

“Di sini warga sudah sadar tidak buang sampah sembarangan. Tapi mohon, warga di hulu jangan buang sampah ke sungai. Kami yang kena duluan,” pintanya.

Sebelumnya, Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman bersama Wakil Bupati Ahmad Kholid meninjau langsung proyek bernilai sekitar Rp286 juta tersebut pada 7 November 2025. Ia mengakui normalisasi ini sudah tertunda lima tahun, hingga sedimentasi menumpuk tebal dan menghambat aliran air.

“Ini tidak bisa dikerjakan lewat APBD Kabupaten karena kewenangannya ada di pusat. Kami berterima kasih proyek ini akhirnya berjalan,” kata Bupati.

Ia kembali mengingatkan pentingnya merawat sungai sebagai langkah paling sederhana mencegah banjir.

“Sungai ini kalau kita jaga bersama, semua akan merasakan manfaatnya,” tutupnya.* (Mg02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.