IKNews, MANGGARAI BARAT – Kerusakan ruas jalan ke Golo Mori rusak parah, dan masih saja terlihat terutama di beberapa titik jalan terlihat beberapa lubang yang bisa mengamcam keselamatan para pengendara, bahkan sebagian di antaranya nampak menyerupai kubangan air.
Padahal jalan tersebut sebagai lalu lintas utama masyarakat setiap harinya.
Pembangunan ruas jalan yang menghubungkan Labuan Bajo dengan Golo Mori di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) menelan anggaran Rp 481 Miliar yang bersumber dari dana APBN. Angka yang tergolong fantastis itu demi perluasan jalan selebar 23 meter dengan total panjang 25 kilometer.
Diketahui, peningkatan ruas jalan mulai dari Simpang Pede-Nanga Na’e – Mbrata – Nalis – Cumbi – Kenari – Golo Mori – hingga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golo Mori sepanjang 25 km hampir selesai dikerjakan.
Dari total panjang ruas jalan yang dikerjakan dari Labuan Bajo itu, ada 2 kilometer jalan penghubung Kenari-Golo Mori yang dikerjakan oleh PT.Wika arah ke luar Kampung Golo Mori.
Saat dipantau oleh media Selasa, 18/04/2023, ada di tiga titik lokasi yang mengalami kerusakan yang sangat parah diantaranya, Jalan masuk kampung jarak, jalan menuju kampung Tao, dan Jalan menuju kampung Look.
Hasan, Ketua KNPI Mabar angkat bicara , dirinya sangat kecewa karena melihat progres pengerjaan jalan menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Look Desa Golo Mori, mengalami kerusakan yang sangat parah, padahal pengerjaan ruas jalan tersebut baru dua minggu selesai dikerjakan.
Hasan menjelaskan, ruas jalan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus menuju Golo Mori di bawah pengelolaan PT WIKA pada awalnya menuai polemik. Dari panjang ruas jalan yang tertempel di papan proyek mencapai 25 KM terhitung dari arah Gorantolo sampai ke titik finis vanue pembangunan hotel persiapan Asean Sumit di kawasan Golo Mori.
“Pembangunan ruas jalan yang dikerjakan PT. WIKA dikerjakan dengan mengunakan ASPAL atau (dikategorikan kelihatan asli tetapi hasilnya palsu) dari sisa luas pekerjaan yang dikerjakan menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok Desa Golomori sepanjang 2 KM. Yah faktanya palsu,” Ujar Hasan
Hasan membeberkan bahwa Palsu yang dimaksudkan yaitu, sisa jalan yang dikerjakan PT.Wika menuju kampung jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok tersebut baru dua minggu usai dikerjakan langsung rusak karena aspalnya langsung menganga setelah dilewati mobil tronton besar dari BRL dan ITDC.
“Dari kualitas seperti tampak pada gambar, jalan dikerjakan PT Wika belum dipakai sudah rusak hampir sepanjang jalur mulai dari bundaran cabang hotel menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok benar – benar tidak berkualitas. Belum lagi pekerjaan draenasi air got- nya tidak ada,” jelas Hasan.
“Kemana tim pengawas pekerjaan jalan sekelas KEK itu?
Kemana tim PHO memfinalisasi jalan itu bahwa berkualitas atau tidak?,”tambahnya.
Melihat kondisi ril yang terjadi, bobot kualitas jalan Kawasan Ekonomi Khusus dikerjakan benar – benar tidak berkualitas, setengah hati, dan tidak menggunakan tenaga profesional dan dikerjakan asal jadi.
“Melalui pernyataan ini, saya mendesak PT. WIKA yang dipercayakan negara untuk mengerjakan proyek ruas jalan Kawasan Ekonomi Khusus itu harus bertanggungjawab terhadap kerusakan yang terjadi,” Tegas Ketua KNPI Mabar.
Inilah yang di sebut bentuk pekerjaan pilih kasih atau tebang pilih dan bobot kualitas pekerjaanya juga berbeda – beda. Kalau untuk hotel yang dilewati bos-bos pasti bagus. Tapi jalan yang digunakan warga setiap hari dikerjakan asal – asalan, padahal negara telah gelontorkan dana sebesar Rp481 Miliar.
“Seharusnya sisa perkerjaan jalan Kawasan Ekonomi Khusus Menuju Golo Mori mesti bobotnya harus sama, karena panjang aspal menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok masih bagian dari 25 KM yang di kerjakan oleh PT WIKA. Bukan dana sisa,” tutup Hasan.
Reporter : Alexander