IKNews, KENDAL – Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) merupakan program berbasis komunitas yang diinisiasi oleh Badan POM sejak tahun 2014. GKPD didesain dengan tujuan untuk memberdayakan komunitas masyarakat, sekolah, dan pelaku usaha pangan di desa agar masyarakat dapat menjamin keamanan pangan di lingkungannya secara mandiri dan dapat berpartisipasi aktif untuk melakukan pembinaan dan pengawasan keamanan pangan di komunitasnya masing-masing.
Dalam sambutannya, Nahriyati dari BP-POM Semarang mengatakan bahwa Bimtek di Desa Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal ini diselenggarakan selama 2 (dua) hari dari tanggal 12 september sampai dengan 13 September 2023 dengan peserta 30 orang, dibagi menjadi dua session.
“Session pertama pesertanya para ibu rumah tangga dan remaja putra putri, Session ke dua, dari komunitas sekolah, guru, dan penjaga kantin serta pemilik toko ritel,” terang Nahri biasa dia dipanggil.
“Kegiatan kali ini merupakan tindak lanjut dari bimtek yang sudah diterima para kader sebelumnya,” imbuhnya.
Selanjutnya Nahriyati menerangkan bahwa secara umum tujuan diselenggarakan bimtek ini adalah untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat kelurahan di bidang keamanan pangan, mendorong kemandirian masyarakat, melakukan pengawasan keamanan pangan, menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang aman sampai pada tingkat perseorangan serta memperkuat ekonomi desa melalui Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD).
“Usai digelarnya bimtek di Aula Balai desa ini diharapkan masyarakat Kebonharjo mampu membentuk keamanan pangan secara mandiri, bagi pelaku usaha UMKM bisa memproduksi produk yang aman dijual dan legal berijin, serta bisa mengurangi angka stunting yang masih tinggi di desa ini,” harap Nahri.
Senada dengan Nahriyati, Sekdes Desa Kebonharjo juga berharap, dengan adanya bimtek ini masyarakat minimal paham dan tau pentingnya ngecek makanan yg bersih dari zat berbahaya seperti borak dan rodamin.
“Poinnya, agar keamanan pangan di Desa Kebonharjo semakin baik dan semakin baik kedepanya,” ucapnya kepada awak media ini, Selasa 12/09/23.
“Karena sekarang ini ternyata banyak makanan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya, sehingga sangat membahayakan kesehatan. Akibatnya berpengaruh pada stunting yang di desa kami masih sangat tinggi,” tutupnya.*
Reporter : Isti