IKNews, SOLO – Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan Konsolidasi untuk Meningkatkan Kualitas Data Industri dan Pertambangan, Energi, serta Konstruksi (INPEK) di Indonesia
Dalam upaya menjawab tantangan pembangunan di masa depan, ketersediaan data yang handal merupakan hal yang sangat penting. Namun, penyediaan data ini masih dihadapkan pada berbagai kendala. Salah satu tantangannya adalah minimnya partisipasi responden, terutama dari kalangan perusahaan, yang sampai saat ini responsnya masih rendah. Kendala serupa juga terjadi dalam pengumpulan data statistik sektor industri, pertambangan, energi, dan konstruksi (INPEK).
M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi dari Badan Pusat Statistik, dalam pembukaan acara Konsolidasi Kegiatan Direktorat Statistik Industri Tahun 2023 di Hotel Royal Heritage Surakarta pada Selasa, 29 Agustus 2023, menyampaikan bahwa tantangan mengumpulkan data dari responden perusahaan sangatlah kompleks. Berbeda dengan responden dari rumah tangga, data dari perusahaan sulit dikumpulkan dengan baik, dan aspek kualitasnya pun menjadi masalah serius. Dalam acara yang akan berlangsung hingga 31 Agustus 2023 ini, hadir semua pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan statistik INPEK BPS di seluruh provinsi Indonesia, serta unsur-unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan asosiasi profesi terkait di Provinsi Jawa Tengah.
M. Habibullah menambahkan, “Proses memperoleh data industri, pertambangan, energi, dan konstruksi dari perusahaan sangatlah sulit, bahkan seorang doktor sekalipun mungkin kesulitan mengumpulkannya dengan baik. Masalahnya semakin kompleks jika diperlukan kualitas data yang baik. Selama beberapa hari ini, kami bersama-sama berbagi pengetahuan untuk menyamakan pandangan tentang strategi mendapatkan data di sektor industri, pertambangan, energi, dan konstruksi.”
Dalam konteks yang sama, Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, menekankan pentingnya peran data statistik INPEK dalam pembangunan, baik dalam skala nasional maupun regional. Data ini berkontribusi sekitar 40 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan hampir 50 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan betapa krusialnya data statistik sektor industri, pertambangan, energi, dan konstruksi baik dalam skala nasional maupun regional yang harus disediakan oleh BPS.
“Dengan demikian, konsolidasi antara BPS pusat dan daerah menjadi sangat penting dalam usaha menciptakan data statistik sektor industri, pertambangan, energi, dan konstruksi yang berkualitas guna mendorong kemajuan Indonesia. Agenda konsolidasi ini diharapkan akan mencapai kesepakatan untuk meningkatkan tingkat respons, ketepatan waktu, dan kualitas data serta menemukan solusi atas hambatan-hambatan dalam proses bisnis kegiatan INPEK. Tingkat respons, aktualitas, dan kualitas data akan sangat membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan dan evaluasi pembangunan,” ungkapnya.
Acara ini juga mencakup presentasi dan diskusi dari narasumber seperti Mulki Indana Zulfa, akademisi teknologi survei, dan Idris dari Kadin Jawa Tengah. Diskusi tersebut akan dimoderatori oleh Erna Widijastuti, Perencana Ahli Madya dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah.*
Reporter : Petrus