IKNews, MINSEL – Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan keluarga, warga Desa Suluun Satu, Kecamatan Suluun Tareran, menunjukkan komitmen nyata dalam melawan stunting dan menjaga kesehatan lintas generasi. Lewat kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang digelar pada Senin, 29 September 2025, di kantor desa, puluhan warga dari berbagai usia—dari ibu hamil hingga lansia—memenuhi ruang pelayanan dengan antusias.
Kegiatan ini bukan hanya tentang rutinitas menimbang bayi atau mengukur tinggi badan. Lebih dari itu, ini adalah ruang hidup masyarakat untuk berkonsultasi langsung dengan tenaga medis, mendapatkan makanan tambahan bergizi, serta menyerap edukasi kesehatan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini bukan hanya program, ini kebutuhan. Karena kesehatan masyarakat adalah fondasi utama pembangunan desa,” ujar Penjabat Hukum Tua Suluun Satu, Afnia Runtuwene, SE, yang turun langsung memantau pelaksanaan Posyandu.
Menurut Runtuwene, kegiatan ini terjadwal rutin sebulan sekali dan menjadi prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2025. Fokusnya adalah pencegahan stunting sejak dini, penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta peningkatan kualitas hidup lansia dan remaja.
“Posyandu menjadi tempat bertemunya semua elemen—ibu rumah tangga, kader kesehatan, tenaga medis, bahkan anak muda. Ini bukan soal proyek desa, ini soal masa depan desa,” tambahnya.
Di tengah ancaman stunting yang masih menghantui banyak desa di Minahasa Selatan, langkah yang diambil Desa Suluun Satu menjadi contoh konkret bagaimana pendekatan komunitas bisa menjadi ujung tombak perubahan.
Dalam kegiatan ini hadir pula tim tenaga kesehatan dari Puskesmas Suluun Tareran (Sulta), para kader Posyandu, serta perangkat desa yang turut membantu jalannya pelayanan.* (Mg02)
