IKNews, MINSEL – Suasana Jumat pagi (10/10/2025) di Desa Popontolen, Kecamatan Tumpaan, Minahasa Selatan terasa berbeda. Di tengah kesibukan warga, lantunan doa terdengar di lokasi pembangunan talud saluran air. Sebuah langkah sederhana namun bermakna: pembangunan dimulai dengan ibadah bersama.
Proyek pembangunan talud yang berlokasi di Jaga 3 dan 6 ini bukan sekadar pekerjaan fisik. Ini tentang gotong royong, transparansi penggunaan Dana Desa, dan keterlibatan masyarakat dari awal.
Pj Hukum Tua Popontolen, Ferry Pangala, ST, menegaskan pentingnya keterbukaan dan tanggung jawab dalam pengelolaan anggaran desa.
“Kami ingin masyarakat tahu, anggaran ini untuk mereka. Dan mereka sendiri yang terlibat langsung dalam pengerjaannya,” ujar Ferry saat ditemui di lokasi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Camat Tumpaan Terry Lolowang, SE, jajaran perangkat desa, serta warga yang juga menjadi pekerja dalam pembangunan tersebut.
Pangala menambahkan, pembangunan talud ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat. “Kalau semua terlibat, tidak ada yang merasa dikorbankan. Semua jadi bagian dari kemajuan desa,” ujarnya.
Desa Popontolen menjadi contoh kecil bagaimana pembangunan bisa dijalankan dengan hati: dimulai dengan doa, dilanjutkan dengan kerja nyata, dan melibatkan semua pihak.* (Mg02)
