Tangani Stunting dari Akar, Posyandu Desa Matani Jadi Garda Terdepan Kesehatan Warga

oleh -151 Dilihat
Gambar: Warga Desa Matani antusias mengikuti layanan kesehatan dalam kegiatan Posyandu bulanan di Kantor Desa Matani, Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan, pada Senin, 6 Oktober 2025. Kegiatan ini jadi bagian dari upaya terpadu mencegah stunting sejak dini. Foto : Andre/IKN.

IKNews, MINSEL — Di tengah upaya serius menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Pemerintah Desa (Pemdes) Matani, Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan, kembali menggelar kegiatan Posyandu, Senin (6/10/2025). Namun kali ini, bukan sekadar rutinitas, kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa itu menjadi gambaran nyata bagaimana desa bisa menjadi pusat layanan kesehatan pertama dan terdekat bagi warganya.

Di balik suasana sederhana, Posyandu ini memegang peran besar—menyentuh langsung kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, remaja, hingga lansia. Mereka datang bukan hanya untuk diperiksa, tetapi juga untuk mendapat edukasi dan dukungan gizi, demi masa depan generasi yang lebih sehat.

Penjabat Hukum Tua Desa Matani, Hanny D. Liwe, SE, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya pengobatan sesaat, tapi bagian dari strategi jangka panjang desa dalam mencegah stunting dan menekan angka kematian ibu dan bayi.

“Kami ingin memastikan tidak ada warga yang terlewat dari layanan dasar ini. Pemeriksaan rutin, pendampingan ibu hamil, serta pemberian makanan tambahan bergizi adalah bentuk nyata perhatian kami terhadap masa depan desa,” ujar Liwe saat ditemui di lokasi kegiatan.

Posyandu yang dijalankan setiap bulan ini menjadi hasil kolaborasi Pemdes dengan Puskesmas Tumpaan dan para kader Posyandu. Pemeriksaan kesehatan dilakukan langsung oleh tenaga medis dari puskesmas, sementara kader lokal menjadi jembatan penting antara masyarakat dan layanan kesehatan.

Uniknya, kegiatan ini juga dirancang inklusif—remaja dan lansia tak luput dari pantauan. Mereka pun mendapat layanan kesehatan dan penyuluhan sebagai bentuk pencegahan dini terhadap masalah kesehatan kronis.

Kegiatan ini didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2025, yang secara khusus mengalokasikan anggaran untuk mendukung program-program percepatan penanganan stunting.* (Mg02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.