IKNews, MANADO – Kota Manado memproduksi lebih dari 134 ribu ton sampah per tahun, namun hanya sekitar 8% yang berhasil dikurangi melalui upaya pengelolaan. Sisanya, sebagian besar berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau bahkan tercecer di lingkungan sekitar.
Data tersebut mencuat dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Manado, Rabu (17/9), di Gedung Serbaguna Pemkot Manado. Kegiatan ini menyoroti peran masyarakat dalam memperbaiki pola pengelolaan sampah yang dinilai masih lemah.
“Masalah sampah bukan hanya soal teknis. Ini masalah kebiasaan dan kesadaran,” ujar Nurhayana, ST, MT, Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya, yang hadir sebagai narasumber. Ia menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan dari level rumah tangga hingga pelaku usaha seperti hotel, restoran, dan kafe.
Kegiatan ini menghadirkan pelaku usaha dari sektor HORECA (Hotel, Restoran, Kafe) yang selama ini menjadi salah satu penyumbang limbah signifikan. DLH Manado menyebutkan, 90 peserta hadir, termasuk 40 perwakilan hotel dan 40 dari restoran.
“Melalui sosialisasi ini, kami ingin mereka tidak hanya membuang, tapi mulai memilah dan mengelola sampah dengan tanggung jawab,” kata Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Manado, Lieke Kembuan.
Sementara itu, Kepala Bidang PSLB3 DLHD Provinsi Sulut, Ir. Nike Mamahit, menyampaikan bahwa tingkat kesadaran warga sangat menentukan keberhasilan pengelolaan lingkungan. Ia juga memaparkan data bahwa hampir 193 ribu ton sampah di Sulut masih dibuang sembarangan ke lingkungan, mencerminkan kegagalan sistemik dalam pengelolaan limbah.
“Kita butuh gerakan sadar sampah, bukan hanya program. Kita butuh aksi nyata, bukan hanya peraturan,” tandas Mamahit.* (Mg-02)
