,

Minahasa Utara Tunjukkan Cara Inovatif Tekan Angka Stunting

oleh -141 Dilihat
Gambar: Sekretaris Daerah Minahasa Utara Ir. Novly Wowiling (tengah) berbicara dalam Rapat Koordinasi TP3S di JG Center, Matungkas, Rabu, 24 September 2025. Rapat ini menjadi ajang konsolidasi berbagai pihak untuk memperkuat langkah percepatan penurunan stunting di Minahasa Utara. Foto : Dinas PPKB Minahasa Utara.

IKNews, MINUT – Di tengah ancaman stunting yang masih menjadi persoalan nasional, Kabupaten Minahasa Utara justru tampil sebagai salah satu daerah dengan progres paling signifikan. Angka stunting di daerah ini berhasil ditekan hingga 10,9% berdasarkan Survei Keluarga Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan. Apa rahasianya?

Jawabannya: Dapur Cetus JGKWL, sebuah program sederhana namun berdampak besar yang dicanangkan oleh Pemkab Minahasa Utara, kini menjadi tulang punggung upaya pencegahan stunting di wilayah ini.

Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi Tim Percepatan Pencegahan Penurunan Stunting (TP3S) yang digelar di JG Center, Matungkas, Rabu (24/9/2025). Dalam forum tersebut, Sekretaris Daerah Ir. Novly Wowiling mewakili Bupati Joune J. E. Ganda dan menyampaikan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari pendekatan berbasis komunitas yang diterapkan lewat Dapur Cetus.

“Kami tidak hanya memberikan makanan tambahan untuk balita, tetapi juga memberdayakan kader desa dan ibu-ibu melalui pelatihan memasak bergizi yang aplikatif dan menyenangkan,” ujar Wowiling.

Program ini menyasar langsung keluarga dengan risiko tinggi stunting. Tak hanya teori, para peserta dilibatkan dalam praktik langsung mengolah makanan sehat yang dapat diproduksi secara mandiri di rumah masing-masing. Lebih dari sekadar program bantuan, Dapur Cetus menjadi gerakan sosial yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Tak berhenti di situ, Wowiling juga menyoroti keberadaan program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting) yang melibatkan seluruh pejabat di lingkungan Pemkab sebagai ‘orang tua asuh’ bagi balita stunting di desa-desa.

“Kami ingin memastikan bahwa penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga lintas sektor, termasuk peran aktif tokoh masyarakat dan pihak swasta,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dr. Jane Symons, menjelaskan bahwa rapat koordinasi ini diadakan untuk mengevaluasi dan menyelaraskan aksi konvergensi dari seluruh tim TP3S, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa.

“Kegiatan ini bukan hanya rapat rutin, tapi ruang strategis untuk membangun sinergi lintas sektor—baik pemerintah, swasta, LSM, hingga konsultan—agar penanganan stunting benar-benar tepat sasaran,” ujar dr. Jane.

Rakor TP3S Minut juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk BKKBN Provinsi Sulut, camat, kepala puskesmas, petugas gizi, penyuluh KB, serta LSM dan CSR dari perusahaan-perusahaan yang selama ini turut mendukung, seperti PT Mitra Investama Aqua Danone dan PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi.

Langkah Minahasa Utara ini bisa menjadi contoh nyata bagi daerah lain: bahwa perang melawan stunting bisa dimenangkan, asalkan pendekatannya tepat—berbasis komunitas, kolaboratif, dan inovatif.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.