IKNews, TEGAL – Harapan puluhan pemuda untuk bisa bekerja di Jepang melalui LPK Bahtera Mitra Unggulan (BMU) harus terhenti lebih awal. Dari 37 siswa yang mengikuti ujian kemampuan dasar bahasa Jepang (N5), hanya dua orang yang dinyatakan lulus.
Ujian yang berlangsung pada Kamis, 12 September 2025, ini merupakan syarat wajib bagi calon tenaga kerja migran yang ingin diberangkatkan ke Jepang. Tes mencakup tiga komponen penting: kosa kata, pola kalimat, dan kemampuan mendengarkan.
“Ujian ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah bekal utama agar mereka mampu bertahan secara komunikasi saat berada di Jepang nanti,” ujar H. Sustrioyono, Direktur LPK BMU, yang dikenal aktif membesarkan lembaga pelatihan tersebut.
Dua peserta yang berhasil lolos adalah Firman Ardiansyah dan Ayu Wulan. Sisanya, harus kembali belajar dan mengulang seleksi.
“Harapan kami tentu semua siswa bisa lolos, tapi kenyataannya hanya dua orang yang memenuhi standar kompetensi,” ungkap Desi, salah satu pengajar di lembaga tersebut.
Fenomena ini membuka mata tentang betapa pentingnya kesiapan bahasa sebelum melangkah ke luar negeri. Ketatnya seleksi menjadi pengingat bahwa bekerja di Jepang bukan sekadar mimpi instan, tetapi membutuhkan perjuangan riil.* (Mg-01)