IKNews, BLITAR – Di bawah langit mendung Kota Blitar, langkah-langkah para pejabat pemerintah daerah terdengar lirih menyusuri lorong makam pahlawan. Anyaman bunga melati dan mawar merah tampak berserakan di atas pusara-pusara tua. Senin siang (10/11/2025), Bupati Blitar Rijanto bersama Wakil Bupati dan jajaran Forkopimda memimpin prosesi tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Raden Wijaya, memperingati Hari Pahlawan ke-80.
Suasana hening begitu terasa. Para peserta upacara berdiri khidmat, sementara suara sang komandan upacara memecah keheningan dengan penghormatan terakhir kepada arwah para pejuang. Upacara ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan yang sejak pagi telah diawali dengan upacara bendera di Alun-Alun Kanigoro.

Usai menabur bunga, Bupati Rijanto sempat berbincang singkat dengan sejumlah wartawan. Ia menegaskan bahwa peringatan Hari Pahlawan bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan pengingat akan tanggung jawab generasi masa kini.
“Kita tidak bisa membalas jasa para pahlawan dengan kata-kata. Tapi kita bisa melanjutkan perjuangan mereka dengan bekerja nyata, membangun daerah, dan menanamkan semangat cinta tanah air pada anak-anak kita,” ujarnya dengan nada tegas namun bergetar.
Rijanto juga menyinggung tentang Monumen Potlot di Blitar, yang menjadi saksi sejarah dikibarkannya bendera Merah Putih sebelum Indonesia merdeka pada 14 Februari 1945 oleh pasukan PETA di bawah pimpinan Sudanco Supriyadi. Menurutnya, monumen sederhana itu seharusnya menjadi pengingat bahwa semangat perjuangan bisa lahir dari tempat kecil sekalipun.

“Monumen Potlot itu bukan sekadar tugu, tapi simbol keberanian. Dari tempat itulah semangat perlawanan muncul. Semangat seperti itulah yang harus kita hidupkan lagi di tengah tantangan zaman sekarang,” tambahnya.
Bagi Pemerintah Kabupaten Blitar, momen ini juga menjadi refleksi atas nilai-nilai kepahlawanan: keikhlasan, pantang menyerah, dan semangat gotong royong. Nilai-nilai itulah yang diharapkan dapat terus tumbuh dalam keseharian masyarakat.
“Hari Pahlawan bukan hanya untuk mengenang yang gugur, tapi juga untuk memastikan semangat mereka tetap hidup di hati kita semua,” tutup Rijanto. (mg02/adv)









