Ketua DPRD Tanjab Barat Ngopi Bareng Wartawan: Bicara Kritik, Kesejahteraan, dan Masa Depan Pers Lokal

oleh -282 Dilihat
Gambar: Ketua DPRD Tanjung Jabung Barat, Hamdani, SE, berdiskusi santai dengan puluhan wartawan dari berbagai media lokal di RM Ganto Sori, Kuala Tungkal Sabtu, 20 September 2025. Momen penuh keakraban ini menjadi ruang dialog terbuka soal kritik, kesejahteraan jurnalis, dan kolaborasi ke depan. Foto : Jun/IKN.

IKNews, TANJABBAR – Di tengah riuhnya arus informasi dan dinamika sosial yang terus bergerak, Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Hamdani, SE, memilih jalan dialog: duduk bersama para wartawan, mendengar langsung cerita dari balik layar pemberitaan, dan merespons dengan keterbukaan.

Sabtu siang (20/9/2025), suasana santai di Rumah Makan Ganto Sori, Kuala Tungkal, terasa berbeda. Bukan karena hidangan khas yang tersaji, tapi karena percakapan yang mengalir tanpa sekat antara puluhan jurnalis dan seorang pejabat publik.

Pertemuan ini bukan sekadar seremoni atau basa-basi politik. Di meja makan, yang dibahas adalah hal-hal mendasar: peran media dalam mengawal demokrasi, pentingnya kritik sebagai kontrol, hingga isu sensitif tentang kesejahteraan jurnalis daerah yang kerap luput dari perhatian.

“Media adalah mitra strategis. Tanpa kalian, suara masyarakat sulit terdengar. Kritik dari rekan-rekan pers adalah bahan bakar bagi kami untuk terus memperbaiki diri,” ujar Hamdani, dengan nada serius namun akrab.

Dalam sesi diskusi terbuka, beberapa wartawan menyuarakan keluhan tentang minimnya dukungan terhadap profesi mereka. Tidak semua bisa hidup layak dari kerja jurnalistik, terutama di daerah yang jauh dari pusat perhatian nasional.

Hamdani tidak menepis. Ia justru mengakui bahwa problem tersebut nyata, dan DPRD, katanya, punya tanggung jawab untuk mencari solusi bersama.

“Kesejahteraan wartawan itu bagian dari ekosistem informasi yang sehat. Kalau jurnalisnya kuat, informasinya pun jernih. DPRD siap mendorong lahirnya regulasi dan program kemitraan yang lebih konkret bagi insan pers,” tegasnya.

Silaturahmi ini bukan akhir, melainkan awal dari ruang komunikasi yang lebih terbuka antara legislatif dan media. Makan siang bersama di akhir acara menjadi simbol, bahwa antara pembuat kebijakan dan penyampai informasi, tak seharusnya ada jarak yang lebar.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.