Jagung Jadi Senjata Baru Ketahanan Pangan Tanjab Barat

oleh -143 Dilihat
Gambar: Kapolres Tanjab Barat AKBP Agung Basuki bersama Wakil Bupati Tanjab Barat Dr. H. Katamso memimpin langsung panen raya jagung serentak di Desa Rantau Benar, Kecamatan Renah Mendaluh Sabtu, 27 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional Panen Jagung Serentak Kuartal III yang dipimpin Presiden RI secara daring. Foto: Humas Polres Tanjab Barat.

IKNews, TANJAB BARAT – Jagung bukan lagi sekadar komoditas pertanian. Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), tanaman ini menjadi simbol kekompakan lintas sektor dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional. Sabtu (27/9/2025), di tengah terik matahari Desa Rantau Benar, Kecamatan Renah Mendaluh, jajaran pimpinan daerah termasuk Kapolres Tanjab Barat, AKBP Agung Basuki, turun langsung ke lahan jagung bersama para petani.

Momentum ini bukan sekadar seremoni panen, tapi bagian dari Zoom Meeting nasional bersama Presiden RI dalam program Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III, yang dilakukan serempak di berbagai wilayah Indonesia. Presiden memimpin jalannya acara secara daring, yang disimak serius oleh para pejabat di Tanjab Barat mulai pukul 10.20 WIB.

Tak lama setelah sesi daring selesai, sekitar pukul 12.10 WIB, AKBP Agung Basuki bersama Wakil Bupati Tanjab Barat, Dr. H. Katamso, langsung menginjakkan kaki di lahan pertanian dan ikut serta dalam panen secara langsung. Di tangan mereka, tongkol-tongkol jagung segar diangkat sebagai simbol kesiapan Tanjab Barat menyumbang untuk target Swasembada Pangan Nasional 2025.

“Ini bukan hanya soal panen. Ini tentang memastikan masyarakat punya makanan di meja, dan negara punya kekuatan pangan yang tidak tergantung pada impor,” tegas AKBP Agung. Ia juga menyebut bahwa Polri siap mengawal distribusi bibit, pupuk, dan keamanan hasil panen, agar tak ada celah yang bisa mengganggu jalannya program nasional ini.

Turut hadir dalam kegiatan ini berbagai unsur Forkopimda, termasuk Kajari, Danramil Merlung, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Bulog. Kolaborasi yang kuat antarinstansi ini menunjukkan bahwa isu pangan kini bukan lagi tanggung jawab petani saja, tapi juga aparat keamanan, birokrat, dan seluruh elemen masyarakat.

Kegiatan ini ditutup dengan makan siang bersama masyarakat, sebagai simbol kebersamaan dan komitmen bahwa ketahanan pangan dimulai dari meja makan rakyat, bukan hanya dari pidato di panggung.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.