Marak Penipuan Undangan Digital Lewat WhatsApp, Warga Tojo Una-Una Jadi Target

oleh -30 Dilihat
Gambar: Ilustrasi warga menerima pesan mencurigakan via WhatsApp. Modus penipuan digital dengan tautan undangan palsu makin marak terjadi di Tojo Una-Una, Ampana, Selasa, 16 September 2025. Foto : Antr/BRI.

IKNews, TOUNA – Di balik kemudahan teknologi, jebakan siber terus mengintai. Dalam sepekan terakhir, sejumlah warga di Kabupaten Tojo Una-Una mulai mengeluhkan pesan mencurigakan yang masuk ke WhatsApp mereka dari nomor tak dikenal. Pesan itu berkedok undangan pernikahan digital, pemberitahuan hadiah, hingga informasi palsu lainnya — semua punya satu tujuan: menjebak.

Tim wartawan kami menelusuri pola penyebaran pesan tersebut. Ternyata, di balik pesan yang tampak ramah itu, tersembunyi tautan berbahaya. Begitu diklik, ponsel korban bisa diretas, data pribadi dicuri, bahkan akun WhatsApp diambil alih.

Salah seorang warga di Ampana, yang enggan disebutkan namanya, mengaku menerima pesan undangan digital dari nomor asing. “Saya pikir itu undangan nikah teman. Begitu saya klik, WhatsApp langsung logout sendiri, terus enggak bisa masuk lagi,” ujarnya.

Kasus serupa sebenarnya bukan hal baru, tapi belakangan ini frekuensinya meningkat. Pelaku menyasar masyarakat umum dengan teknik rekayasa sosial (social engineering) yang semakin halus. Tak sedikit yang terkecoh karena tautan dikemas dengan tampilan meyakinkan.

Dewan Adat Tojo Una-Una ikut angkat suara soal maraknya penipuan digital ini. “Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap segala bentuk komunikasi dari nomor yang tidak dikenal. Jangan mudah percaya dengan iming-iming hadiah atau informasi mencurigakan,” ujar salah satu perwakilan Dewan Adat, Selasa (16/9/2025).

Ia juga mengingatkan potensi kerugian lebih besar, terutama jika data penting seperti KTP, kartu ATM, atau informasi pribadi lainnya ikut jatuh ke tangan pelaku.

Serangan digital semacam ini tidak pandang bulu. Bahkan, mitra kerja dan relasi di lembaga pemerintahan atau komunitas adat bisa jadi target, apalagi jika perangkat mereka tidak memiliki sistem keamanan yang memadai.

Masyarakat diimbau untuk tidak asal membalas pesan dari nomor tak dikenal. Jika merasa ragu, konfirmasi langsung ke orang yang bersangkutan atau abaikan pesan tersebut. “Kita tidak sedang berbicara soal spam biasa. Ini bisa jadi awal dari peretasan akun yang merugikan,” tegas sumber kami di lapangan.

Pihak kepolisian dan lembaga terkait juga diminta lebih proaktif dengan membuka kanal pelaporan yang mudah diakses masyarakat. Laporan-laporan seperti ini bukan hanya soal pencegahan, tapi juga bagian dari edukasi digital yang harus digencarkan.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.