
IKNews, TANJABBAR – Di tengah semarak peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia dan Hari Jadi Kabupaten Tanjung Jabung Barat ke-60, ada satu kegiatan yang membuat banyak keluarga tersenyum lega: sunatan massal yang digelar serentak di 13 kecamatan. Bukan sekadar seremoni, kegiatan ini jadi bukti nyata bahwa pemerintah daerah tak ingin perayaan hanya jadi pesta simbolik.
Ratusan anak dari keluarga kurang mampu dikhitan secara gratis melalui program sosial yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Barat. Di tengah berbagai tantangan ekonomi, layanan ini menjadi angin segar bagi orang tua yang sedang bersiap menyambut tahun ajaran baru.
“Ini bukan sekadar khitanan. Ini tentang kehadiran negara di rumah-rumah warga yang mungkin sedang kesulitan,” ujar Bupati Tanjung Jabung Barat, Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag., saat meninjau langsung proses sunatan di Dinas Kesehatan, salah satu titik utama pelaksanaan.
Tak hanya hadir secara fisik, Bupati dan Ketua TP PKK Hj. Fadhilah Sadat juga menyapa peserta di kecamatan lain lewat sambungan Zoom. Dari layar-layar di ruang-ruang pelayanan kesehatan, tampak senyum para tenaga medis, relawan, dan tentu saja anak-anak yang baru saja menjalani prosesi sunat dengan sabar dan tangguh.
Namun, yang paling mencuri perhatian bukan hanya jumlah peserta atau skala acara, melainkan cara Bupati dan rombongannya menuju lokasi. Mereka memilih becak sebagai moda transportasi, langkah yang bukan tanpa pesan. Di tengah gempuran kendaraan dinas dan mobil mewah, keberpihakan pada ekonomi mikro terasa sangat konkret.
“Becak bukan sekadar alat transportasi, tapi simbol solidaritas. Ini soal menghargai penghasilan harian para abang-abang becak,” ujar Bupati.
Tak berhenti di ruang medis, kegiatan juga dirangkai dengan potong rambut gratis hasil kolaborasi bersama barbershop lokal. Anak-anak yang baru disunat tampak senang dengan penampilan barunya. Di balik senyum mereka, ada jejak kerja keras anak-anak muda alumni pelatihan cukur binaan pemerintah—yang kini menjajal dunia usaha dengan percaya diri.
“Kami ingin anak muda kita tidak hanya jadi pencari kerja, tapi pencipta lapangan kerja. Potong rambut ini sederhana, tapi bisa jadi langkah awal menuju kemandirian,” tambahnya.
Berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya yang lebih seremonial, peringatan kali ini sarat pesan: pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, dan pendekatan yang lebih membumi. Hadir dalam kegiatan ini Sekda Tanjab Barat, Ketua DWP, serta jajaran kepala OPD.
Di tengah gegap gempita kemerdekaan, langkah-langkah kecil ini menjadi narasi yang tak boleh luput: bahwa kemajuan daerah tak melulu soal infrastruktur megah, tapi juga soal hadirnya keadilan sosial, bahkan di ruang-ruang sederhana seperti ruang sunat massal.
Reporter: Jun