Beranda Daerah Kotamobagu Tekan Angka Kasus Stunting, Ini Yang Dilakukan Pemkot Koramobagu

Tekan Angka Kasus Stunting, Ini Yang Dilakukan Pemkot Koramobagu

89
0
Sekda Sofyan saat membuka kegiatan Diseminasi Hasil Kajian Kasus Stunting di Sutan Raja Hotel Kotamobagu. (Foto :Irsat)

IKNews, KOTAMOBAGU – Berbagai terobosan terus dilakukan jajaran Pemerintah Kotamobagu (Pemkot) dalam rangka menekan angka kasus stunting anak.

Menurut Sekretaris daerah (Sekda) Kotamobagu Sofyan Mokoginta SH, baru-baru ini pihaknya telah merumuskan program percepatan penanganan stunting di wilayah Kota Kotamobagu.

“Untuk percepatan penanganan stunting kami diperintahkan ibu wali kota untuk mencari satu program penanganan yang lebih efektif dan efisien. Nah kemarin telah dirumuskan yaitu program satu perangkat daerah bertanggungjawab terhadap satu desa atau kelurahan locus,” ungkap Sofyan saat membuka kegiatan Diseminasi Hasil Kajian Kasus Stunting di Sutan Raja Hotel Kotamobagu, Kamis (3/11/22).

Sofyan mengatakan, nantinya akan diperkuat dengan surat keputusan atau SK Wali Kota Kotamobagu.

Agar nantinya program ini betul-betul terlaksana, karena program ini merupakan gagasan bentuk kepedulian perangkat daerah, camat, lurah dan kepala desa dalam upaya percepatan penanganan hingga pencegahan stunting di Kotamobagu.

“Guna memastikan program berjalan baik, pihaknya juga akan turut melakukan pendampingan kegiatan penanganan stunting di setiap desa dan kelurahan seperti pemberian makanan tambahan termasuk vitamin yang harus dilakukan selama 90 hari berturut tanpa putus. Nah dalam hal ini tentunya harus dibarengi dengan pengawasan serta pemantauan, agar kegiatan dalam upaya penanganan stunting dapat berjalan baik serta terpenting tepat sasaran,” tegasnya.

Lanjutnya, hingga akhir Oktober 2022 program pengukuran balita di seluruh wilayah Kotamobagu telah menyentuh 99,9 persen atau 7.020 dari 7.026 sasaran dengan hasil prevalensi 2,7 persen atau 188 balita.Hasil prevalensi ini kata dia, jika disandingkan dengan tahun lalu memang terlihat naik.

Namun demikian, pengukuran balita lebih banyak pada tahun 2022 jika dibanding tahun 2021.Dengan capaian 2,7 persen atau 188 balita jika dibandingkan dengan tahun 2021, tidak bisa dikatakan kenaikan yang tinggi karena dilihat dari cakupan pengukuran.

“Dengan masih adanya kasus stunting ini, tentunya menjadi satu tuntutan dan prioritas pemerintah daerah kotamobagu dalam mendukung prioritas nasional terhadap percepatan penanganan stunting di Indonesia. Dua minggu lalu saya melakukan evaluasi terhadap percepatan penanganan stunting Kotamobagu dan mendapatkan laporan bahwa angka stunting di Kotamobagu sudah mencapai 307 anak,” ujarnya.

“Ketika menerima laporan ini saya pun segera memerintahkan untuk melakukan pengukuran kembali secara baik dan benar menggunakan alat ukur terstandar, hasilnya angka stunting anak di kotamobagu sebenarnya adalah 108 anak, olehnya kami apresiasi para petugas di lapangan,” tandasnya.

Reporter : Irsat Ganggai

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini