INFOKINI.NEWS, KOTAMOBAGU – Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Kotamobagu, Rabu (10/10/2018) menerima tamu dari Kota Ternate Provinsi Maluku Utara.
“Ada 10 anggota Komisi II DPRD Kota Ternate yang datang,” kata Irma B Hakim, staf DPRD Ternate.
Anggota DPRD Ternate disambut Sekretaris Disperdagkop Edo Mopobela, Kabid Perdagangan Lores Binol, dan Kabid Koperasi UKM Moh Yamin.
Zainal H Hasan ST Ketua Komisi II mengatakan kedatangan mereka ke Kotamobagu khususnya Disperdagkop UKM yakni untuk mencari tahu bagaimana pengelolaan pasar tradisional yang diterapkan di Kota Kotamobagu.
Zainal menjelaskan secara singkat mengenai Kota Ternate. Dimana Ternate wilayahnya kecil.
“Mungkin kalau mau keliling hanya 45 kilometer,” kata Zainal.
Zainal mengatakan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Ternate
Dulu ada Dinas Pasar yang kemudian menjadi satu didalam Disperindag. Alokasi APBD kurang lebih Rp 4 Milliar per tahun. Dengan target PAD khusus pasar yakni Rp 10 milliar. Ada 13 Pasar Tradisional dengan 2000 pedagang. Tapi untuk PAD juga tidak selalu mencapai target,” ujar Zainal.
Lanjutnya, dari 2000 pedagang terbagi ke berbagai segmen.
“Pasar di Ternate itu satu di antaranya banyak diminati pedagang dari Sulut. Ada juga dari Kotamobagu dan Gorontalo. Saat ini juga kita sementara membahas Pansus Pelayanan Pasar untuk itu kita datang ke Kotamobagu,” ungkapnya.
Selama dua jam wakil rakyat Ternate mencari tahu mengenai pengelolaan pasar di Kotamobagu.
Sekretaris Disperdagkop Edo Mopobela mengatakan bahwa alasan wakil rakyat datang belajar di Kotamobagu satu di antaranya karena Kotamobagu meraih Pasar Sehat 2018.
Edo mengatakan, wakil rakyat Ternate justru mengatakan bahwa retribusi pasar di Kotamobagu kecil dibanding yang ada di Ternate.
“Misalnya saja retribusi kios di Kota Kotamobagu itu Rp 120 ribu per bulan. Di Ternate kata mereka bisa mencapai Rp 400 ribu per kios per bulan,” ujarnya.
Lanjutnya, hal lain yang dijelaskan yakni mengenai pedagang di Kotamobagu ketika pertama kali akan menempati kios atau ruko tidak mengeluarkan biaya apapun.
“Nanti membayar retribusi setiap bulannya. Kalau di Ternate kata mereka saat masuk pun harus bayar dulu, ditambah retribusi setiap bulan. Setelah dijelaskan mengenai sarana dan prasarana. Menurut mereka fasilitas di Pasar Kotamobagu lebih representatif.
Gedungnya memadai, kiosnya representatif. Dibandingkan di Ternate selain sarana belum representatif, pasar disana juga padat bahkan ada pedagang yang tidak mendapat tempat,” ungkapnya.
Sepuluh anggota Komisi II DPRD Ternate yang datang yakni Zainal H Hasan ST Ketua Komisi, Husni Bopeng Wakil Ketua Komisi II, Sofyan S Hi Abdul Rahman Sekretaris Komisi, H Djadid Ali SH Anggota, Ir Sudirman Irwan Anggota, M Fahrial Y Abbas Anggota, Ade Bangkola anggota, Abdul Mutalib Ahmad Anggota, Sudarno Taher SPdi anggota, dan Drs H M Iqbal Ruray MBA.
Zakir Mokoginta