
IKNews, BOLMONG – Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bolaang Mongondow masih berada di kisaran Rp17.000 hingga Rp17.500 per kilogram.
Angka tersebut belum menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, sehingga pemerintah daerah terus mengintensifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai langkah penyeimbang harga.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Bolmong, I Wayan Mudiyasa, mengungkapkan bahwa program GPM terus digalakkan untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan pokok dengan harga lebih terjangkau.
“Hari ini kami melaksanakan GPM di dua lokasi, yakni Pasar Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat dan Desa Konarom Kecamatan Dumoga Tenggara. Ini sudah menjadi titik ke-17 dari program GPM yang kami jalankan,” ujar Mudiyasa pada Senin (28/7).
Dalam dua titik tersebut, sebanyak lima ton beras ludes terjual. Beras yang disalurkan merupakan beras SPHP jenis premium dalam kemasan lima kilogram, yang dijual seharga Rp62.000 per sak. Selain beras, masyarakat juga dapat membeli minyak goreng dan gula pasir dengan harga bersubsidi.
Menurut Mudiyasa, target GPM di bulan Juli ini adalah 80 ton beras. Namun sejauh ini, suplai dari Perum Bulog baru mampu mencukupi sekitar lima ton per hari.
“Kalau saja Bulog bisa penuhi sembilan ton per hari, kami yakin harga beras di Bolmong bisa segera stabil,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Sub Divre Bolmong, Ismail Azis, menyampaikan bahwa keterbatasan suplai bukan disebabkan oleh stok yang menipis, melainkan karena distribusi yang harus dibagi ke empat kabupaten lain di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).
“Setiap hari kami menyalurkan sekitar 10 ton beras SPHP dalam kemasan lima kilogram ke lima daerah di BMR. Jadi bukan karena stok kurang, tapi karena distribusi harus dibagi rata,” jelas Ismail.
Selain beras, Bulog juga mendistribusikan minyak goreng dan gula pasir sebagai bagian dari program GPM. Pemerintah berharap, lewat sinergi ini, kestabilan harga pangan dapat segera tercapai dan meringankan beban masyarakat.
(Rocky)