Kotamobagu – Usaha pembuatan sapu ijuk rupanya masih menjadi andalan salah seorang warga Desa Sia’ Kecamatan Kotamobagu Utara, yakni Muarin Gelanggina. Betapa tidak, meski di tengah pendemi covid-19, ibu rumah tangga yang mengaku telah puluhan tahun menggeluti usaha tersebut, tetap setia membuat sapu ijuk dengan hasil tangannya sendiri.
“Untuk proses pembuatannya masih sangat tradisional, tapi untuk kualitasnya tetap kita jaga, sehingga bisa bersaing dengan sapu dengan bahan dasar plastic yang dibuat dengan system modern atau pabrikan,” ucap Maurina.
Menariknya, jika harga sapu dengan bahan baku plastic hargany sekira 20an ribu, maka harga sapu ijuk buatan Maurina tersebut hanya berkisar Rp7 ribu. “Kalau diambil dengan jumlah banyak, kita bisa berikan sampai dengan harga Rp5 ribu,” tambahnya.
Dengan ketekunan dan keuletannya, dirinya mengaku kalau sapu ijuk buatannya tersebut, sudah sampai ke luar daerah. “Biasanya dalam sepekan kita bisa sampai 100 batang sapu yang terjual. Untuk pemesannya, ada yang sampai ke wilayah Bolmong Selatan di Posigadan bahkan ke wilayah Minahasa Selatan di Amurang,” tuturnya.