Beranda Wakil Rakyat DPRD Provinsi Sulut Anjloknya Harga Cengkih, Sandra Rondonuwu: Pemerintah Harus Bisa Tentukan Harga Standar Nasional

Anjloknya Harga Cengkih, Sandra Rondonuwu: Pemerintah Harus Bisa Tentukan Harga Standar Nasional

50
0

IKNews-SULUT- Menurut data statistik saat ini besaran nilai impor cengkih yang masuk ke Indonesia lebih tinggi dari pada jumlah cengkih yang di ekspor dari Indonesia ke luar negeri.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi II DPRD Sulut, Sandra Rondonuwu saat diwawancarai awak media di ruang kerjanya, Senin (22/7) siang.

“Dari data BPS, nilai ekspor cengkih dari Indonesia 48,15 juta setara 752 miliar, sedangkan nilai impor 189 juta atau setara 2,9 triliun,” ujarnya.

Anggota DPRD Sulut Dapil Minsel-Mitra tersebut meyakini bahwa kebijakan nasional melakukan impor cengkih menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan harga cengkih.

“Kalau kemudian nilai impor lebih banyak dari pada ekspor, yang terjadi apa, anjlok lah harga kita,” pungkas SaRon (sapaan akrabnya).

SaRon pun menambahkan, para pengepul yang suka menentukan harga sendiri juga menjadi salah satu aktor dibalik jeritan para petani cengkih saat ini.

Pemerintah harus bisa menentukan harga standar nasional, untuk membatasi ruang gerak oknum-oknum pengepul yang mencekik para petani cengkih.

“Jadi hentikan impor, tindaki para pengepul kemudian tentukan standar harga nasional. Karena cengkih ini 3 sampai 4 tahun baru bisa petani rasakan hasilnya, lalu setiap ada hasil atau panen raya harga anjlok,” paparnya.

Lanjut dikatakannya, adanya standar harga nasional dari pemerintah, dapat membantu petani dalam menyusun rencana jelang panen.

“Kalau sudah ada standar harga nasional, petani sudah tau bahwa dari standar harga ini bagaimana dia merencanakan untuk mengelola hasil cengkih ini. Karena kalau tidak ada standarnya, takutnya dia sudah lebih banyak pengeluarannya, akhirnya dia mengalami kerugian,” lanjut Srikandi PDI-P ini.

Saron pun menuturkan, imbas dari anjloknya harga cengkih saat ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Utara.

“Kalau bicara cengkih bukan hanya tinggi dari Sulawesi Utara,” terang Saron.

Sehingga lanjut Saron, dibutuhkan kerjasama dari petani cengkih di daerah-daerah lain, untuk bersama-sama menyuarakan aspirasi kepada Pemerintah, terlebih Khusus Presiden Joko Widodo.

“Yang harus dilakukan ini tidak hanya petani cengkih yang ada di Sulut sendiri, tetapi mari bekerja sama dengan petani-petani di daerah yang lain, baik Maluku Utara maupun Makassar karena mereka juga penghasil cengkih terbesar, untuk menyuarakan kepada Presiden Jokowi hentikan impor, tindaki para pengepul dan tentukan standar harga nasional,” tutupnya. (*/Des)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini