Bertempat di halaman SMPN 3 Nganjuk menggelar peringatan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw 1444 Hijriyah, Jum’at ( 17/02/2023). FOTO : WATI

IKNwes, NGANJUK – Bertempat di halaman SMPN 3 Nganjuk menggelar peringatan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw 1444 Hijriyah, Jum’at ( 17/02/2023)

Turut hadir kepala sekolah SMPN 3 Nganjuk Teguh Sudjatmika, Narasumber Penceramah bapak Umar Danu Wicaksono S.Pd.i, Ibu Ana Nurjanah, Ibu Tiara S.Pd.i, bapak Achmad Syamsuri S.Ag, Para Guru ,Staf dan Siswa-siswi SMPN 2 Nganjuk.

Dalam tauziahnya Umar Danu Wicaksono S.Pd.i selaku penceramah mengatakan bahwa , Isra dan mi’raj merupakan dua bagian dari perjalanan yang di lakukan nabi Muhammad Saw dalam waktu malam saja.

Kegiatan ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini nabi Muhammad Saw mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

Peristiwa isra dan mi’raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda dalam isra’ nabi Muhammad Saw di berangkatkan oleh Allah Swt dari Masjidil haram hingga Masjidil Aqsha.

“Lalu dalam mi’raj nabi Muhammad Saw di naikan ke langit sampai ‘Sidratul Muntaha’ yang merupakan tempat tertinggi. Di sini nabi Muhammad Saw mendapat perintah langsung dari Allah Swt untuk menunaikan ibadah shalat lima waktu,” jelas Umar Danu Wicaksono.

Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 3 Nganjuk Teguh Sudjatmika mengatakan bahwa, dengan diadakan peringatan isra’dan mi’raj nabi Muhammad Saw, anak anak tau peristiwa penting dan bersejarah, perjalanan nabi Muhammad Saw mendapatkan perintah dari Allah Swt untuk menyampaikan kepada seluruh umatnya untuk melakukan ibadah shalat lima waktu.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa, Tema dari Isyra mi’raj ini adalah Menyeimbangkan hubungan vertikal dan horizontal.

Yaitu caranya dengan menjalankan sholat 5 waktu sebagai indikator bahwa anak-anak ini meningkat perintah Tuhan dan tidak terbuai duniawi saja dengan adanya isra mi’raj ini.

“Turunnya perintah biarkan sholat ini menjadikan anak selalu ingat kebesaran Tuhan yang maha kuasa, keseimbangan anak-anak usia berkembang ini sangat rawan, karena dengan banyak nya input yang masuk negatif menjadikan anak negatif juga tetapi kalau ada keseimbangan dari keimanan hubungan manusia menjadikan anak akan berperilaku lurus tidak akan melanggar hal yang negatif,” pungkas Teguh Sudjatmika.

Reporter : Wati

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here