Kotamobagu – Berawal dari coba-coba, Murni Paputungan, (35), warga Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan saat ini mulai mengembangkan bisnis Bonsai Kelapa (Bonkla), jenis hibrida.

Di saat menanam bunga mulai trend di Kotamobagu, Murni yang tidak begitu memintai bunga, justru tertarik pada tumbuhan mini yang tidak biasa.

Jika pada umumnya kelapa bisa menjulang hingga puluhan meter menentang langit, kelapa yang dilihat Murni bagitu berbeda, ukurannya hanya beberapa Cm dari permukaan tanah. Uniknya, kelapa ini ditanam di dalam vas keramik, dan begitu indah dilihat. Dari situlah Murni mulai mencari tahu dan membaca seputar cara mengembangkan Bonkla.

Tak tanggung-tanggung, untuk Bonkla pertamanya, Murni harus keliling ke kebun- kebun, untuk mencari bibit buah kelapa yang bagus.

Berkat bantuan saudaranya, yang telah lebib dahulu membudidayakan bonkla, Murni berhasil menyambung bagian tunas kelapa.

“Ini prosesnya lumaian lama, saya bisa berbulan-bulan belajar, setiap harinya mengamati proses tumbuh kelapa yang saya tanam. Suhu dan kelembaban juga dangat diperlukan. Apalagi saat menyayat tunas yang muncul,” jelas Murni, Senin, (24/08/2020).

Delapan bonkla yang diurus Murni tumbuh sangat baik, perlahan dari median tanam yang terbuat dari botol air minum kemasan, Murni mulai memindahkan ke vas bunga plastik dengan ukuran yang besar.

“Setiap hari saya perhatikan terus, ternyata berhasil. Memang butuh waktu lumaian lama dan ketelitian agar bonkla bis bertumbuh baik,” ujar Murni.

Setelah percontohan pertama, dan berhasil, Murni mulai mencoba membuat dalam jumlah yang banyak.

“Ya karna bibitnya juga saya cari yang bagus, terus membutuhkan perawatan dan perhatian ekstraa, jadi berikutnya saya baru membuat 10, biar semuanya bis terurus dengan teliti,” kata Murni.

Lambat laun, banyak orang yang mulai tertarik dan menawarkan membeli bonkla Murni. Untuk ukuran 4 bulan, batok belum dicat dan masih dalam vas plastik, Mirni mematok harga Rp.500 ribu, sementara untuk bonkla usia 1 tahun, dengan batok yang sudah dicat dan vas keramik dipatok dengan harga Rp1,7 juta.

“Itu tergolong murah sih, jika dibandingkan dengan harga bonkla di tempat lain,” ucap Murni.

Dari hasil berbisnis bonkla, murni bisa kembali membuka median tanam bonkla yang lebib banyak.

“Tentu bisa kembali memutarnya, selain itu, bisa jadi biaya tambahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ungkap Murni.

Jika sedikit sabar, maka bonkla bisa jadi peluang bisnis yang menjanjikan.

“Asal sabar saja, pasti Tuhan tahu kok usaha hambanya. Kalau sodah tahu tekninya, Insyaallah akan berhasil,” pungkas Murni

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here