IKNews, JEMBER — Di tengah gemuruh tren sound horeg yang mendominasi karnaval-karnaval kemerdekaan di berbagai daerah, Desa Cakru, Kecamatan Kencong, justru memilih jalur berbeda. Warga Dusun Igir-igir tampil menonjol dalam karnaval HUT ke-80 RI pada Sabtu (6/9/2025) dengan iringan kentongan bambu, bukan dentuman musik elektronik.
Langkah mereka pelan tapi pasti, diiringi denting kayu yang dipukul bergantian. Suaranya menggema lembut di sepanjang jalan desa, membawa penonton seperti kembali ke masa silam, sebelum pengeras suara raksasa menjadi simbol “kemeriahan.”
“Kami ingin anak-anak muda tahu bahwa dulu, beginilah cara kami menyuarakan semangat,” kata Yanti, salah satu peserta. “Kentongan bukan cuma alat bunyi, ini adalah identitas.”
Karnaval itu pun menjadi ruang kontemplasi — antara mempertahankan akar budaya atau terbawa arus zaman. Dalam kesederhanaan irama kentongan, warga Cakru seolah mengingatkan: tak semua yang tradisional harus ditinggalkan. (Sofyan)