IKNews, JAKARTA – Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengapresiasi perjuangan Lis Purnomo Yusgiantoro membesarkan dan melestarikan alat musik tradisional Kolintang.
Lis Purnomo Yusgiantoro adalah tokoh nasional, yang berhasil menjadikan Kolintang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia di UNESCO.
“Kami berterima kasih kepada Purnomo Yusgiantoro Center, khususnya Ibu Lis Purnomo Yusgiantoro,” kata Simon saat menjadi juri bersama Purwa Caraka dan Ananda Sukarlan, pada lomba Kolintang PYC memperebutkan Piala Bergilir Lis Purnomo Yusgiantoro di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (6/12/2025) malam.
Acara dihadiri Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Pendiri PYC Prof Purnomo Yusgiantoro, Ketua Umum PYC Dr Filda Citra Yusgiantoro, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, dan Ketua Umum Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia Penny Marsetio.
Simon mengaku terhar, sebab yang gigih memperjuangkan alat musik Kolintang di UNESCO bukan orang Minahasa, Sulawesi Utara, tetapi orang Jawa. Ditambah lagi, kata dia, semakin banyak anak muda yang terlibat dalam permainan Kolintang serta aransemen lagu-lagu menggunakan Kolintang kian beragam.
Disebutkan, nama lainnya yang juga berjasa mempromosikan alat musik Kolintang adalah Pennie Marsetio Ketua Umum PINKAN Indonesia. Saat ini, lanjutnya, Kolintang bukan hanya milik masyarakat Minahasa tetapi menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
“Terus terang, paling terasa emosional adalah saya sendiri. Mengapa? Karena saya adalah asli putra Tomohon, Sulawesi Utara. Saya bangga, alat musik Kolintang berkembang menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Ditambah lagi, banyak anak muda yang bermain Kolintang,” kata dia.
Menurut Simon, apa yang dilakukan Lis Purnomo Yusgiantoro sangat membanggakan, sebab Kolintang telah tumbuh bukan hanya di kalangan warga Minahasa, tetapi juga bangsa Indonesia
Mengutip pesan pahlawan nasional asal Sulawesi Utara, Dr GSSJ Sam Ratulangi bahwa manusia hidup untuk memanusiakan manusia lainnya (Sitou Timou Tumou Tou) benar-benar tumbuh subur dalam budaya Kolintang.
“Bersyukur karena budaya Kolintang sudah sampai ke seluruh Nusantara. Terima kasih Purnomo Yusgiantoro Center,” kata dia.* (Feybe)






