IKNews, BOLMONG — Tokoh birokrat dibalik capaian suksesnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong) atas capaian Opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, ini disematkan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Tahlis Gallang SIP MM.
Pasalnya, Tahlis Gallang dianggap berhasil membawa Kabupaten Bolmong, keluar dari zona merah atas pengelolaan keuangan daerah serta persoalan aset.
Dengan kerja keras tim, perlahan mampu mengurai aset yang nilainya mencapai puluhan miliar itu, dan itu diungkap oleh sosok Tahlis Gallang.
Sehingga, sekian tahun berada di zona merah, Pemkab Bolmong pun perlahan mampu keluar.
Tak hanya Kabupaten Bolmong, namun ternyata sosok Tahlis Gallang merupakan figur perintis WTP di 3 daerah yang berbeda di Bolaang Mongondo Raya (BMR), yakni Kabupaten Bolsel dan Pemkot Kota Kotamobagu.
Opini WTP sendiri, bukan sekedar kompetisi bergengsi di lingkup pemerintahan daerah di Indonesia, tapi merupakan satu kewajiban.
Bahkan, di Indonesia, sebutan orang “Gila” dalam penataan bikrokrasi sudah awam disematkan pada sosok birokrat yang pernah dipercayakan sebagai Sekda di tiga daerah yang berbeda ini.
Diksi kata “Gila” ini pun, karena memang mendapat amanah untuk mengurus daerah bukan hal yang mudah.
Tahlis Gallang dalam perdana menjabat Sekda di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) itu, membuat alumni IPDN Angkatan Lima (V) ini, mampu menunjukan kemampuannya dalam bidang pengelolaan keuangan daerah.
Hal tersebut, tentu harus diakui. Terbukti Kabupaten Bolsel kala itu, mampu meraih Opini WTP dari BPK RI.
Trend Positif sosok Tahlis Gallang pun berlanjut ke Pemerintahan Kota Kotamobagu. Hal serupa pun dibuktikan Tahlis, ia mampu menjadi leader dalam bidang pelaporan atas tata kelola penggunaan dana kepada BPK RI.
Tak hanya sampai disitu. Di tahun 2018 setelah hijrah dan dipercayakan untuk mengatasi penggunaan keuangan daerah di Pemkab Bolmong, perlahan dan pasti, Tahlis Gallang bersama tim mulai menata problem atas pengelolaan keuangan hingga persoalan aset.
Terbukti, tegas dan kerja keras bersama tim yang dibentuk, sejumlah aset mampu diungkap.
Bukan hanya terlibat di atas kertas, tapi ikut terlibat langsung menangani aset yang menjadi problem serius di Pemkab Bolmong.
Sekian perjalanan problem sosok Tahlis, ia mampu membuktikan dan menjawabnya.
Bahkan, jawaban paling berkelas seorang Tahlis Gallang adalah prestasi dan mampu keluar dari zona merah.
“Alhamdulillah, musim yang penuh drama saat itu sudah dilewati. Tetapi kami terus berjuang untuk menunjukan bahwa Pemkab Bolmong tidak tinggal diam. Kami terus bekerja dan berhasil membawa Bolmong meraih WTP kembali,” tutur Tahlis Gallang.
Tahlis Gallang pun, merupakan sosok yang lebih banyak diam dalam bekerja. Bahkan Ia jarang terekspos di setiap momentum.
Demikian disampaikan Penjabat Bupati Bolmong usia menerima Opini WTP dari BPK, ia mengatakan, capain ini adalah prestasi yang luar biasa bagi jajaran Pemkab Bolmong.
Ia pun berharap, dengan capaian ini dapat menjadi motivasi bagi semua dan meningkatkan kerja sama ke depan untuk lebih baik lagi.
“Semua tercapai atas kerja keras semua pihak. Semoga kedepan tetap konsisten menjaga transparansi dan akuntabilitas dari pengelolaan keuangan APBD,” kata Limi Mokodompit, kepada sejumlah awak media usai menerima WTP dari BPK RI.
Diketahui, Opini ketiga ini pun diserahkan Kepala BPK RI Perwakilan Sulut Arief Fadillah kepada Penjabat Bupati Bolmong Limi Mokodompit dan ikut didampingi Ketua DPRD Welty Komaling.
Reporter Matt Nasaru