Beranda Manado Tahlilan Majelis Arrauda Masjid Masyhur Istiqlal Manado untuk Almarhum Ahmad Rendi Bin...

Tahlilan Majelis Arrauda Masjid Masyhur Istiqlal Manado untuk Almarhum Ahmad Rendi Bin Yusuf Bastian

1022
0
salah satu rumah warga Kelurahan Istiqlal Manado, pada Senin (15/7) malam, dilaksanakan tahlilan 40 hari meninggalnya Almarhum Ahmad Rendi Bin Yusuf Bastian.

IKNews, MANADO – Tahlilan adalah tradisi Islam untuk mengenang dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam pertama setelah seseorang meninggal dan pada malam-malam tertentu setelah itu, seperti hari ke-7, hari ke-40, hari ke-100, dan hari ke-1000.

Pada malam pertama, tahlilan dihadiri oleh keluarga dan tetangga yang berkumpul di rumah almarhum. Selama acara, doa-doa dan ayat-ayat Al-Quran dibacakan untuk memohon ampun dan rahmat Allah SWT. Tahlilan juga sering diisi dengan pembacaan sholawat dan dzikir untuk memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tahlilan hari ke-7 dianggap penting dalam mempersiapkan almarhum untuk menghadap Allah SWT. Pada hari ke-40 setelah kematian, tahlilan kembali dilakukan untuk menandai berakhirnya masa berkabung yang dianggap sebagai waktu paling berat bagi keluarga yang ditinggalkan.

Hari ke-100 menandai penghormatan terakhir dan mengenang almarhum. Sedangkan pada hari ke-1000, tahlilan biasanya dilakukan oleh keturunan atau keluarga terdekat sebagai bentuk penghormatan dan pengenangan.

Di salah satu rumah warga Kelurahan Istiqlal Manado, pada Senin (15/7) malam, dilaksanakan tahlilan 40 hari meninggalnya Almarhum Ahmad Rendi Bin Yusuf Bastian. Almarhum dikenal sebagai tokoh anak muda yang ramah dan sopan baik di masyarakat maupun di Majelis Arrauda.

Habib Husen Al Hasni, pimpinan Majelis Arrauda, mengatakan bahwa tahlilan merupakan tradisi Islam yang sangat baik untuk dilakukan. “Tahlilan ini merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum dan juga sebagai bentuk permohonan ampun dan rahmat Allah SWT,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tahlilan biasanya dilakukan dengan membacakan doa-doa dan ayat-ayat Al-Quran untuk almarhum. Selain itu, tahlilan juga sering diisi dengan pembacaan sholawat dan dzikir. “Tahlilan juga dapat menjadi ajang silaturahmi bagi keluarga dan tetangga,” tambahnya.

Habib Husen juga menyebutkan bahwa tahlilan adalah salah satu bentuk bakti kepada orang tua dan keluarga yang telah meninggal. “Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya.”

Keluarga almarhum, yang diwakili oleh kakaknya, Ahmad Reza Bastian, berharap agar tahlilan ini dapat menjadi ladang amal bagi almarhum dan menjadi berkah bagi keluarga yang ditinggalkan. “Kami berharap agar almarhum diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya,” kata salah satu anggota keluarga.

Ia juga menambahkan bahwa keluarga akan selalu mendoakan almarhum agar mendapat rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT. “Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan almarhum,” pungkasnya. (Fikri)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini