
IKNews, BENGKULU SELATAN — Proyek Peningkatan Jaringan Irigasi Kiri D.I. Air Alas Tahun 2025 di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, yang menelan anggaran Rp8.999.720.700 dari dana APBN, kini menuai sorotan tajam. Proyek ini berlokasi di Kecamatan Semidang Alas dan Semidang Alas Maras, dan dilaksanakan oleh pihak kontraktor CV. Prima Andalan Servis.
Namun, ironisnya, kontraktor yang mengklaim sebagai “perusahaan bonafide dan profesional” itu justru menimbulkan banyak pertanyaan. Dalam pertemuan klarifikasi pada 1 Agustus 2025 pukul 10.00 WIB, pelaksana proyek yang mengaku bernama Mr. Ari dan Tuan Raden menyatakan bahwa pihaknya memiliki tenaga ahli bersertifikasi dan siap menjalankan proyek sesuai standar. Tapi kenyataan di lapangan justru bertolak belakang.
Penelusuran media mengungkap bahwa perusahaan ini tidak memiliki kantor tetap maupun alamat operasional yang jelas. Lebih mencurigakan lagi, perusahaan ini tidak terdaftar sebagai penyedia produk jaringan irigasi di e-Katalog resmi pemerintah, meski proyek tersebut dimenangkan melalui sistem penunjukan langsung oleh Balai SDA Sumatera VII Provinsi Bengkulu.
Proyek yang bernilai hampir Rp9 miliar ini diduga dikerjakan secara asal-asalan. Salah satu temuan mencolok adalah adukan beton yang tidak sesuai standar Juknis Analisa RAB. Hal ini menimbulkan dugaan kuat bahwa pekerjaan dilakukan tanpa mengindahkan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
Saat tim media mencoba mengklarifikasi temuan tersebut di lokasi proyek, justru terjadi tindakan yang tidak pantas: wartawan diintimidasi oleh pihak kontraktor yang mengarahkan massa untuk membungkam peliputan. Insiden ini menimbulkan dugaan bahwa ada hal-hal yang sengaja ditutup-tutupi dari publik.
Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada pihak Kementerian PUPR – SNVT Balai Sumatera VII Bengkulu belum membuahkan hasil. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang bertanggung jawab atas proyek ini juga tidak dapat ditemui.
Sementara itu, penelusuran terhadap keberadaan kantor CV. Prima Andalan Servis masih terus dilakukan oleh tim investigasi media, mengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proyek yang menyangkut uang rakyat.
(Fixy Mardinse)