Bunda PAUD Tanjab Barat Dorong Perubahan Pendekatan Belajar

oleh -691 Dilihat
oleh
Bunda PAUD Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Hj. Fadhilah Sadat, saat menyampaikan arahan dalam kegiatan Sosialisasi Program Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di SDN 058 Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Jumat, 17 Oktober 2025. Ia menekankan pentingnya pendekatan belajar berbasis kasih sayang dan karakter tanpa tekanan akademik. (Foto: Jun/IKN)

IKNews, TANJABBAR  — Transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) dinilai masih kerap membebani anak-anak dengan tuntutan akademik yang tidak sesuai tahap perkembangan mereka. Hal ini menjadi perhatian serius Bunda PAUD Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Hj. Fadhilah Sadat, yang menegaskan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dan menyenangkan dalam proses belajar pada masa transisi tersebut.

Pernyataan itu disampaikan saat kegiatan Sosialisasi Program Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan yang digelar di SDN 058 Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Jumat (17/10/2025). Kegiatan ini diikuti oleh para pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari guru PAUD dan SD, orang tua, hingga perangkat kecamatan dan desa.

“Anak usia dini sebaiknya belajar melalui bermain. Jangan langsung dibebani membaca, menulis, dan berhitung secara kaku. Masa perkenalan sekolah harus jadi momen menyenangkan, bukan menakutkan,” ujar Hj. Fadhilah.

Ia menyoroti bahwa program transisi ini merupakan bagian dari kebijakan nasional Kemendikbudristek untuk memastikan perpindahan dari PAUD ke SD berlangsung lembut, bertahap, dan ramah anak.

Dalam paparan lanjutannya, Hj. Fadhilah menekankan enam fondasi utama perkembangan anak yang seharusnya menjadi prioritas guru dan orang tua, yaitu:

  1. Nilai agama dan budi pekerti,
  2. Keterampilan sosial dan bahasa,
  3. Kematangan emosi,
  4. Kematangan kognitif,
  5. Keterampilan motorik dan perawatan diri, serta
  6. Pemaknaan terhadap proses belajar.

Ia juga mengingatkan bahwa masa orientasi sekolah (MPLS) seharusnya diisi dengan pengenalan lingkungan sekolah dan nilai-nilai karakter, bukan pekerjaan rumah atau tekanan akademik.

Fadhilah turut menegaskan pentingnya mendukung Program Wajib Belajar 13 Tahun, yang mencakup 1 tahun PAUD dan 12 tahun pendidikan dasar dan menengah. Program ini diharapkan menekan angka putus sekolah dan memperkuat akses terhadap pendidikan yang adil dan berkualitas.

Ia juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap potensi kekerasan di lingkungan sekolah, termasuk perundungan (bullying), yang dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional anak.

“Ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Mari didik anak-anak kita dengan cinta dan keteladanan, bukan tekanan,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengenalkan konsep “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, yang mencakup: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan makanan bergizi, giat belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu — sebagai pola hidup sehat bagi anak-anak.

Sementara itu, Camat Betara Nasrun, SE menyatakan dukungan penuh terhadap upaya transisi yang menyenangkan ini dan mengajak semua pihak, termasuk orang tua, untuk ikut berperan aktif dalam mendampingi proses adaptasi anak di jenjang sekolah dasar. (Mg02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.