IKNews, TANJUNGBALAI — Pemerintah Kota Tanjungbalai menaruh perhatian serius terhadap minimnya tenaga kerja konstruksi yang bersertifikasi. Dalam tiga tahun terakhir (2022–2024), hanya 260 tenaga kerja dari sembilan jabatan teknis yang berhasil dibekali pelatihan, dengan 257 orang dinyatakan lulus sertifikasi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Tanjungbalai, Tety Juliany Siregar, menyebutkan bahwa kebutuhan akan tenaga kerja konstruksi yang kompeten masih sangat tinggi. “Jumlah tenaga kerja tersertifikasi masih belum sebanding dengan kebutuhan pembangunan kota yang terus berkembang,” jelas Tety dalam laporannya pada kegiatan pembekalan Uji Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi 2025.
Pemerintah, menurutnya, telah menyusun strategi untuk terus meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat, termasuk dengan menggandeng lembaga sertifikasi profesi yang ditunjuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Jabatan kerja yang telah dibekali antara lain mandor jalan, tukang pasang bata, pelaksana lapangan proyek, hingga petugas K3 konstruksi. Semua itu bertujuan untuk menciptakan standar profesionalisme dan keselamatan dalam pembangunan,” tambahnya.
Langkah ini dinilai penting sebagai bagian dari strategi mewujudkan Tanjungbalai EMAS (Elok, Maju, Aman, dan Sejahtera).* (mg01)