Tantangan Baru Penanggulangan Bencana di Asahan: Bukit Buchori Siap Hadapi Risiko Nyata

oleh -5 Dilihat
Gambar: Dr. Bukit Buchori Siagian, S.E., M.Si. resmi dilantik oleh Wakil Bupati Asahan, Rianto, S.H., M.A.P., sebagai Kepala Pelaksana BPBD Asahan, Selasa, 19 Agustus 2025. Ia diharapkan mampu membawa paradigma baru dalam penanggulangan bencana di daerah yang rawan banjir dan longsor ini. Foto: Doni/IKN.

IKNews, ASAHAN – Kabupaten Asahan kini memiliki nahkoda baru di garda terdepan penanggulangan bencana. Dr. Bukit Buchori Siagian, S.E., M.Si. resmi mengemban amanah sebagai Kepala Pelaksana BPBD Asahan, menggantikan kekosongan jabatan yang selama ini menanti sosok berpengalaman dan berintegritas.
Namun pelantikannya, yang berlangsung pada Selasa (19/08/2025) di Aula Kantor Bupati Asahan, bukan sekadar seremoni rotasi pejabat. Di tengah meningkatnya risiko bencana alam akibat perubahan iklim dan minimnya kesiapan infrastruktur tanggap darurat di sejumlah wilayah Asahan, kehadiran Bukit Buchori menjadi harapan baru.

Wakil Bupati Asahan, Rianto, S.H., M.A.P., menegaskan dalam sambutannya bahwa jabatan ini bukan hadiah politik, tapi amanah berat yang menuntut kepemimpinan sigap, jujur, dan peka terhadap penderitaan masyarakat.
“Bencana itu nyata, bukan soal siapa duduk di kursi mana. Kita butuh pemimpin yang tahu bagaimana mengurangi risiko sebelum terjadi, bukan hanya tanggap setelah kejadian,” ujar Rianto tajam.

Pengalaman Bukit Buchori sebagai Inspektur Pembantu di masa lalu dianggap menjadi modal penting dalam membaca risiko dan memetakan kelemahan sistem. Kini, dia dihadapkan pada tantangan besar: membangun sistem peringatan dini, mengoordinasikan evakuasi lintas sektor, hingga memastikan masyarakat pedesaan mendapat edukasi yang layak tentang mitigasi bencana.

Dalam konteks yang lebih luas, pelantikan ini juga menandai rampungnya proses seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Asahan, yang sebelumnya telah menetapkan tiga pejabat untuk posisi strategis lain.
Namun beban BPBD jelas berbeda. Kinerjanya sering kali diuji bukan di belakang meja, melainkan di lapangan — saat banjir datang tanpa aba-aba, atau ketika tanah longsor memutus akses vital warga.

Wakil Bupati menutup arahannya dengan mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, hingga komunitas lokal untuk menjawab tantangan kebencanaan di masa depan. Menurutnya, pembangunan yang tak mempertimbangkan risiko bencana hanya akan menghasilkan kemajuan semu.

Bukit Buchori sendiri, dalam pernyataan singkat usai dilantik, menyatakan siap bekerja cepat dan membangun pendekatan kolaboratif di seluruh lapisan masyarakat.

“Kami tidak ingin sekadar reaktif. Saatnya kita ubah paradigma: dari tanggap darurat ke pencegahan dan kesiapsiagaan,” katanya.* (Mg-01)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.